Gerakan persaudaraan tersebut memiliki ratusan ribu pengikut, termasuk dari kalangan non-muslim.
Organisasi ini menyediakan beragam program sosial di tengah situasi yang memburuk di Mesir akibat praktik korupsi.
Dalam sejarahnya, penjara bukanlah tempat asing bagi para aktivis Ikhwanul Muslimin.
Bahkan Hassan al-Banna melahirkan buku legendaris dari dalam sel penjara.
Awalnya, sebagai gerakan Pan-Islam , religius, dan sosial, mereka mendakwahkan Islam di Mesir, mengajar orang buta huruf, dan mendirikan rumah sakit dan perusahaan bisnis.
Ini kemudian maju ke arena politik, yang bertujuan untuk mengakhiri kendali kolonial Inggris di Mesir.
Tujuan yang dinyatakan sendiri dari gerakan tersebut adalah pembentukan negara yang diatur oleh hukum Syariah. Slogannya yang paling terkenal di seluruh dunia adalah: "Islam adalah solusinya". Amal adalah pendorong utama pekerjaannya.
Kelompok ini menyebar ke negara-negara Muslim lainnya tetapi memiliki organisasi terbesar, atau salah satu yang terbesar, di Mesir.