Gambaran Mengerikan Gedung Capitol di Tengah Kerusuhan Pergantian Presiden, Garda Nasional Duduki Gedung Bersejarah Tersebut, Semua Tempat Dijadikan Barak Dadakan

Maymunah Nasution

Penulis

Anggota DPR AS Vicky Hartzler dan Mike Waltz dari Republik membagikan pizza kepada para pasukan Garda Nasional yang menjaga Gedung Capitol

Intisari-online.com -Menjelang pergantian Presiden Amerika Serikat (AS), Gedung Capitol justru semakin terseret di tengah kekacauan.

Garda Nasional sampai dikerahkan untuk berjaga 24 jam di Gedung Capitol.

Hal ini karena pekan lalu ada kekerasan mematikan terjadi di gedung itu.

Dikutip dari Reuters, Rabu 13/1/2021 ada sejumlah anggota militer yang tidak bertugas sedang tidur siang di lorong memenuhi aula besar Gedung Parlemen AS.

Baca Juga: Setelah Sampai Harus Dimakzulkan Dua Kali, Presiden AS Donald Trump Ukir Sejarah Dengan Buat Para Bos Pentagon Turun Tangan Hadapi Kerusuhan Capitol AS

Ada juga yang beristirahat di bawah patung Jenderal George Washington, tokoh yang memimpin kemenangan AS dalam pertempuran kemerdekaan melawan Inggris lebih dari dua abad yang lalu.

Sejumlah besar anggota militer mengenakan seragam dan membawa senapan menjaga bagian luar gedung, sementara yang lain berjejer di koridor Capitol.

Dewan Perwakilan Rakyat bertemu untuk mempertimbangkan untuk memakzulkan Presiden Donald Trump atas perannya dalam serangan 6 Januari terhadap demokrasi AS, ketika para pendukungnya menyerbu gedung dengan amukan yang mematikan.

Sementara pasukan Garda Nasional telah ditempatkan di dalam dan di luar Parlemen, setidaknya sejak Jumat (8/1/2021).

Baca Juga: Tentara Tergeletak di Mana-mana, Beginilah Gambaran Mencekamnya Situasi Amerika Menjelang Pelantikan Presiden Baru yang Diprediksi Menyebabkan Kekacauan Besar

Sebelumnya mereka tidak dipersenjatai dengan senapan.

Sekarang, beberapa dari 20.000 pasukan Garda Nasional, yang diperintahkan ke Washington DC untuk mengamankan kota sebelum pelantikan Presiden Terpilih Joe Biden pada 20 Januari, memiliki senjata di tangannya.

Mereka juga mengenakan pelindung anti huru-hara.

Persediaan masker pelindung gas air mata terlihat bertumpuk di lorong, menurut laporan Reuters.

Baca Juga: Dikelilingi Pasukan Bersenjata, Donald Trump Didakwa'Menghasut' Kerusuhan Capitol AS, Disebut Jadi Orang Paling Berbahaya untuk Amerika Serikat, Ini Hukumannya

Pemagaran baru dan tindakan pengamanan lainnya juga dipasang di sekitar gedung, yang bagi banyak orang dipandang sebagai simbol demokrasi global yang penting.

Pagar setinggi tujuh kaki (dua meter) telah didirikan di sekitar Capitol, lengkap dengan penghalang logam.

Ditambah lapisan pasukan Garda Nasional melindungi gedung perkantoran kongres yang mengelilinginya.

Hakeem Jeffries, seorang Anggota Parlemen Demokrat dari New York menilai serangan Rabu lalu sebagai pemberontakan.

Baca Juga: Dituduh Menghasut Pemberontakan, Penggulingkan Donald Trump dari Jabatannya Tinggal Ketok Palu, 'DiaMulaiDitinggal Sendirian oleh Orang-orang Kepercayaannya'

Sebab melibatkan kekerasan yang mengakibatkan pertumpahan darah warga AS.

Itulah mengapa tindakan pengamanan yang luar biasa telah diambil.

"Petugas dipukuli secara brutal. Para penyerang ingin membunuh Nancy Pelosi, menggantung Mike Pence, dan memburu anggota Kongres. Itu pemberontakan. Itu hasutan. Itu pelanggaran hukum. Itu teror," kata Jeffries.

Pasukan Garda Nasional telah sering digunakan oleh negara bagian dalam membantu pasukan penegak hukum memadamkan protes selama setahun terakhir.

Baca Juga: Bak Mencoreng Muka Amerika Akibat Kekacauan Jelang Pelantikan Presiden Baru, Julukan Negara Adidaya AS Terancam Berganti dengan Negara Politik Terburuk di Dunia, Ini Alasannya

Namun, keputusan untuk mempersenjatai mereka dengan senjata, menimbulkan kekhawatiran atas ancaman kekerasan lebih lanjut di hari-hari menjelang pelantikan.

Para pejabat mengatakan penting bagi pasukan untuk dipersenjatai untuk pertahanan diri mereka.

Walaupun mereka hanya peran pendukung dalam penegakan hukum.

Kini, karena kondisi keamanan yang masih tidak terkendali, latihan pelantikan Presiden terpilih AS Joe Biden yang dijadwalkan pada Minggu (17/1/2021) ditunda.

Baca Juga: Bisa Jadi Kejutan Terbesar di Dunia di Akhir Kepemimpinannya, Donald Trump Disebut Akan Merilis Dokumen Rahasia Tentang Asal Usul Covid-19?

Kabar tersebut diwartakan oleh media yang berbasis di Virginia, AS, Politico, pada Kamis (14/1/2021) malam, mengutip dua sumber yang mengetahui keputusan tersebut.

Kendati demikian, latihan pelantikan Biden tetap digelar dan akan diundur pelaksanaannya menjadi Senin (18/1/2021).

Pelantikan Biden menjadi Presiden AS akan dilaksanakan pada 20 Januari mendatang sebagaimana dilansir dari Reuters.

Tim Biden juga membatalkan rencana perjalanan Biden menggunakan kereta Amtrak dari Wilmington, Delaware, ke Washington DC pada hari pelantikan karena masalah keamanan.

Baca Juga: Sudah Mau Lengser, Donald Trump Ukir Sejarah Dengan Jadi Presiden AS Pertama yang Dimakzulkan Kedua Kalinya, Anggota Partainya Malah Banyak yang Setuju

Saat dimintai tanggapan dari Reuters mengenai pengunduran jadwal latihan pelantikan tersebut, komite pelantikan presiden menolak mengomentarinya.

Sebelumnya, Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) Christopher Wray mengatakan bahwa FBI sedang mencari pihak yang mungkin dapat mengancam keamanan pelantikan.

Biasanya, pelantikan presiden AS dihadiri oleh ratusan ribu orang di Washington DC untuk merayakannya.

Namun, karena pandemi virus corona, kunjungan ke Washington DC dan jumlah orang yang menghadiri acara pelantikan presiden dikurangi secara drastis.

Baca Juga: Hubungan AS dan Taiwan Begitu Mesra di Bawah Kepemimpinan Donald Trump, China Tak Tinggal Diam,Siapkan Hal 'Gila' Ini untuk PelantikanJoe Biden, Apa Itu?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait