Intisari-Online.com -Posisi Presiden Amerika Serikat Donald Trump dipastikan kian terpojok setelah dua bank besar yang selama ini menjadi mitranya memilih untuk mencampakannya.
Dua bank yang selama ini memiliki hubungan mesra dengan Trump menyatakan telah memutuskan hubungan.
Hal ini setelah para pendukung sang presiden menyerbu Capitol pada 6 Januari, seperti dilaporkan olehBloomberg,Senin (11/1/2021).
Deutsche Bank tidak akan lagi melakukan bisnis dengan Trump dan perusahaannya, kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut kepada Bloomberg.
SignatureBank juga berhenti berbisnis dengan Trump dan menyerukan pengunduran dirinya, menurut pernyataan kepada Bloomberg.
Ini jelas menjadi hantaman yang tak terkira tak hanya bagi posisi Trump di pemerintahan, tapi juga keberlangsungan perusahannya kelak.
Sebab, kedua bank tersebut merupakan salah satu sumber utama dari utang-utang perusahaan Trump.
Apalagi, salah satu bank terlihat sudah sangat muak karena sampai melakukan hal yang tak pernah mereka lakukan sebelumnya.
Posisi Trump sendiri sebelumnya telah terpojok setelah sejumlah menteri Presiden AS Donald Trump dilaporkan sudah berdiskusi untuk menyingkirkan bosnya dari Gedung Putih.
Kabar ini muncul buntut kerusuhan yang terjadi di Washington DC, saat massa pendukung presiden menyerbu Gedung Capitol.
Saat itu, tengah berlangsung agenda pengesahan sertifikat hasil suara Pilpres AS 2020 yang memenangkan Joe Biden.
Kerusuhan itu terjadi setelah Trump, yang masih mengeklaim kemenangan di Pilpres AS, memerintahkan pendukungnya untuk menyerbu Capitol.
Karena itu, media AS CBS News memberitakan bahwa sejumlah anggota kabinet mulai mendiskusikan cara menghentikan presiden 74 tahun itu.
"Saya berbicara mengenai menteri yang saat ini masih aktif di dalam kabinet," jelas moderator Face the Nation, Margaret Brennan.
Ide yang muncul adalah menggunakan Amendemen 25 Konstitusi AS sebagai jalan untuk melengserkan Trump dari Gedung Putih.
Amendemen 25 diaktifkan jika wakil presiden membuat dukungan bersama mayoritas anggota kabinet dan politisi di Kongres.
Bersama, mereka mendeklarasikan bahwa Presiden AS dinyatakan tidak mampu untuk menjabat, sehingga digantikan oleh wakilnya.
Diberitakan Daily Mail Kamis (7/1/2021), dibutuhkan setidaknya 16 anggota kabinet untuk mengaktifkan amendemen tersebut.
Hanya saja, tantangan muncul karena beberapa posisi di kabinet Trump diisi oleh karteker yang belum disahkan Senat AS.
Bank bertindak tak biasanya
Selanjutnya, kini, Trump semakin sulit kembali meraih dukungan setelah dua bank terbesar yang merupakan mitranya memilih untuk mencampakkannya.
"Kami yakin tindakan yang tepat adalah pengunduran diri presiden Amerika Serikat, yang merupakan kepentingan terbaik bangsa dan rakyat Amerika," kata SignatureBank dalam pernyataannya.
"Kami belum pernah mengomentari masalah politik apa pun dan berharap untuk tidak melakukannya lagi," lanjut Signature.
Reuters pertama kali melaporkan pada bulan November bahwa Deutsche Bank ingin menjatuhkan Trump setelah pemilihan November karena publisitas negatif.
"Selama bertahun-tahun bank telah menjadi pemberi pinjaman terbesar untuk Trump Organization, perusahaan payung untuk hotel Trump, resor golf, dan bisnis lainnya," Tom Porter dari Business Insider melaporkan.
Trump berutang kepada Deutsche Bank lebih dari $ 300 juta, dan Signature Bank menutup dua rekening pribadi yang memiliki sekitar $ 5,3 juta, menurut laporan Bloomberg.
Pemberi pinjaman yang berbasis di New York itu juga telah melakukan bisnis dengan orang lain yang terkait dengan Trump, termasuk putri Ivanka Trump, menantu Jared Kushner, dan mantan pengacara dan pemecah masalah Trump Michael Cohen.
Bank-bank tersebut bergabung dengan banyak perusahaan - termasuk Marriott, Blue Cross, dan Shopify - yang memutuskan hubungan dengan presiden setelah pengepungan Capitol, yang menewaskan lima orang.
Perwakilan dari Trump Organization tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Insider.