Pertemuan Indonesia-China dan Hubungannya dengan Pasar Porang: Harap China Dapat Mmpercepat Kajian Ulangnya

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Paidi menjadi miliarder berkat keberhasilannya membudidayakan porang

Intisari-Online.com -Upaya itu dibahas dalam pertemuan antara delegasi pemerintah Indonesia yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dengan delegasi pemerintah China yang dipimpin Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.

Sebuah pertemuan berlangsung di Kawasan Danau Toba, Parapat, Sumatra Utara, pada Selasa (12/1/2021) lalu.

Pertemuan itu merupakanupaya meningkatan perdagangan dengan China, salah satunya melalui pembukaan akses pasar.

Upaya itu dibahas dalam pertemuan antara delegasi pemerintah Indonesia yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dengan delegasi pemerintah China yang dipimpin Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.

Baca Juga: Bak Mencoreng Muka Amerika Akibat Kekacauan Jelang Pelantikan Presiden Baru, Julukan Negara Adidaya AS Terancam Berganti dengan Negara Politik Terburuk di Dunia, Ini Alasannya

Akses pasar terutama untuk produk unggulan seperti porang, nanas, hingga hewan akuatik beku.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga yang tergabung dalam delegasi pemerintah Indonesia mengungkapkan, dalam pertemuan itu pihaknya menyampaikan beberapa hambatan perdagangan produk Indonesia untuk masuk ke pasar China.

"Serta membahas pula kelanjutan dari perjanjian perdagangan yang sudah ada dengan China, dalam rangka bilateral maupun multilateral," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (14/1/2021).

Menurut Jerry, dalam pertemuan tersebut, pemerintah RI menyampaikan kepada pemerintah China untuk membuka akses pasar lebih luas bagi produk-produk Indonesia, antara lain porang (konjac chips), buah nanas segar, sarang burung walet, hewan akuatik hidup baik untuk konsumsi manusia, hias, dan breeding, serta hewan akuatik beku.

Baca Juga: Ditemukan di Indonesia, Inilah Lukisan Gua Tertua di Dunia, 'Sudah Sejak 45.500 Tahun yang Lalu Manusia Mulai Hidup Menetap'

Selain itu lanjut dia, pemerintah RI juga menyampaikan harapannya agar mendapatkan dukungan dari pemerintah China terkait produk porang Indonesia yang aksesnya dihentikan pemerintah China pada 1 Juni 2020.

Lantaran China menilai produk porang Indonesia tidak memenuhi ketentuan keamanan pangan yang ditetapkan pemerintah China.

Meski demikian, Indonesia telah merespons dengan melakukan dan menyampaikan Questionnaire for Risk Assessment of Konjac Chip from Indonesia kepada General Administration of Custom China (GACC) melalui nota diplomatik sejak 24 September 2020.

"Untuk itu, melalui pertemuan ini pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan Kementerian Luar Negeri China agar dapat mempercepat kajian ulangnya atas asesmen risiko yang diajukan Indonesia tersebut, dan kembali membuka akses produk porang Indonesia,” imbuh Jerry.

Baca Juga: Deretan Orang Paling Pantas Bilang 'Sudah Saya Bilang' dalam Sejarah, Petaka Terjadi karena Ucapan Mereka Tak Didengar, dari Tenggelamnya Titanic Hingga Meledaknya Challenger

Sedangkan untuk produk nanas segar Indonesia, pemerintah RI mengharapkan agar proses penyelesaian isu pembukaan akses pasar buah nanas asal Indonesia dapat dipercepat karena telah tertunda selama lebih dari empat tahun.

“Pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan pemerintah China agar kedua negara dapat melakukan penandatanganan protokol ekspor pada 2021."

"Hal ini mengingat akses pasar produk buah segar asal Indonesia ke China masih sangat terbatas," katanya.

Adapun terkait pembukaan akses pasar produk hewan akuatik hidup, pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan pemerintah China agar kedua negara dapat segera menyelesaikan pembahasan ‘Protocol on Inspection and Quarantine Requirements for the Exit-Export of Aquatic Animals’ sehingga dapat ditandatangani pada tahun ini.

Baca Juga: Percaya Bisa Merubah Situasi Timur Tengah, Mesir Ajak 4 Negara Ini Untuk Menekan Perdamaian Israel-Palestina, Jika Terjadi Bagaimana Pembagian Wilayahnya?

Usulan pemerintah RI atas registrasi eksportir hewan akuatik hidup asal Indonesia juga diharapkan dapat segera diproses GACC.

Selain itu, Indonesia berharap agar isu hambatan nontarif bagi produk hewan akuatik beku (frozen seafood) ke pasar China dapat segera diselesaikan Sementara terkait produk sarang burung walet, pemerintah RI mengajukan agar pemerintah China dapat memberikan bimbingan teknis bagi perusahaan sarang burung walet Indonesia sehingga dapat memenuhi ketentuan kapasitas dan syarat eksportasi ke China.

Indonesia saat ini menduduki peringkat pertama sebagai negara eksportir sarang burung walet ke China dengan pangsa pasar sebesar 75,3 persen.

Nilai impor sarang burung walet China dari Indonesia pada periode Januari-November 2020 mencapai 350,93 juta dollar AS, atau meningkat sebesar 88,6 persen dari periode yang sama tahun 2019 yang mencapai 186,07 juta dollar AS.

Baca Juga: Bukan Salah Strategi, Ternyata Ada Alasan Kenapa Lansia di Indonesia Tidak Diberi Vaksin Terlebih Dahulu, Meski Media Luar Negeri Banyak yang Mengkritiknya

"Kami berharap di tahun 2021 pemerintah China bisa membuka akses lebih luas bagi produk sarang burung walet dan buah nanas Indonesia untuk memenuhi permintaan masyarakat China yang cukup tinggi," kata Jerry.

Terkait dengan kerja sama perdagangan, Jerry menambahkan, Indonesia dan China sepakat membentuk Working Group on Trade (WGT) untuk menjalin dan meningkatkan perdagangan bilateral kedua negara.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga yang tergabung dalam delegasi pemerintah Indonesia mengungkapkan, dalam pertemuan itu pihaknya menyampaikan beberapa hambatan perdagangan produk Indonesia untuk masuk ke pasar China.

"Serta membahas pula kelanjutan dari perjanjian perdagangan yang sudah ada dengan China, dalam rangka bilateral maupun multilateral," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (14/1/2021).

Baca Juga: Hentikan Sekarang Juga! Makan Mi Instan Campur Nasi Dampaknya Berbahaya!

Menurut Jerry, dalam pertemuan tersebut, pemerintah RI menyampaikan kepada pemerintah China untuk membuka akses pasar lebih luas bagi produk-produk Indonesia, antara lain porang (konjac chips), buah nanas segar, sarang burung walet, hewan akuatik hidup baik untuk konsumsi manusia, hias, dan breeding, serta hewan akuatik beku.

Selain itu lanjut dia, pemerintah RI juga menyampaikan harapannya agar mendapatkan dukungan dari pemerintah China terkait produk porang Indonesia yang aksesnya dihentikan pemerintah China pada 1 Juni 2020.

Lantaran China menilai produk porang Indonesia tidak memenuhi ketentuan keamanan pangan yang ditetapkan pemerintah China.

Meski demikian, Indonesia telah merespons dengan melakukan dan menyampaikan Questionnaire for Risk Assessment of Konjac Chip from Indonesia kepada General Administration of Custom China (GACC) melalui nota diplomatik sejak 24 September 2020.

Baca Juga: Setelah Sampai Harus Dimakzulkan Dua Kali, Presiden AS Donald Trump Ukir Sejarah Dengan Buat Para Bos Pentagon Turun Tangan Hadapi Kerusuhan Capitol AS

"Untuk itu, melalui pertemuan ini pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan Kementerian Luar Negeri China agar dapat mempercepat kajian ulangnya atas asesmen risiko yang diajukan Indonesia tersebut, dan kembali membuka akses produk porang Indonesia,” imbuh Jerry.

Sedangkan untuk produk nanas segar Indonesia, pemerintah RI mengharapkan agar proses penyelesaian isu pembukaan akses pasar buah nanas asal Indonesia dapat dipercepat karena telah tertunda selama lebih dari empat tahun.

“Pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan pemerintah China agar kedua negara dapat melakukan penandatanganan protokol ekspor pada 2021."

"Hal ini mengingat akses pasar produk buah segar asal Indonesia ke China masih sangat terbatas," katanya.

Baca Juga: Afrika Memang Benar-benar Jadi 'Sarang Utang' China, Tunggakan Utang Negara Ini Memang Dihapus, Tapi Cengkeraman China Makin Kuat, Presidennya Malah Pasrah

"Adapun terkait pembukaan akses pasar produk hewan akuatik hidup, pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan pemerintah China agar kedua negara dapat segera menyelesaikan pembahasan ‘Protocol on Inspection and Quarantine Requirements for the Exit-Export of Aquatic Animals’ sehingga dapat ditandatangani pada tahun ini."

"Usulan pemerintah RI atas registrasi eksportir hewan akuatik hidup asal Indonesia juga diharapkan dapat segera diproses GACC."

"Selain itu, Indonesia berharap agar isu hambatan nontarif bagi produk hewan akuatik beku (frozen seafood) ke pasar China dapat segera diselesaikan Sementara terkait produk sarang burung walet, pemerintah RI mengajukan agar pemerintah China dapat memberikan bimbingan teknis bagi perusahaan sarang burung walet Indonesia sehingga dapat memenuhi ketentuan kapasitas dan syarat eksportasi ke China."

"Kami berharap di tahun 2021 pemerintah China bisa membuka akses lebih luas bagi produk sarang burung walet dan buah nanas Indonesia untuk memenuhi permintaan masyarakat China yang cukup tinggi," kata Jerry.

Terkait dengan kerja sama perdagangan, Jerry menambahkan, Indonesia dan China sepakat membentuk Working Group on Trade (WGT) untuk menjalin dan meningkatkan perdagangan bilateral kedua negara.

"Indonesia saat ini menduduki peringkat pertama sebagai negara eksportir sarang burung walet ke China dengan pangsa pasar sebesar 75,3 persen."

Baca Juga: Tentara Tergeletak di Mana-mana, Beginilah Gambaran Mencekamnya Situasi Amerika Menjelang Pelantikan Presiden Baru yang Diprediksi Menyebabkan Kekacauan Besar

"Nilai impor sarang burung walet China dari Indonesia pada periode Januari-November 2020 mencapai 350,93 juta dollar AS, atau meningkat sebesar 88,6 persen dari periode yang sama tahun 2019 yang mencapai 186,07 juta dollar AS."

(*)

Artikel Terkait