Find Us On Social Media :

Kini Jadi Militer Paling Miskin di Dunia, Inilah Kekacauan yang Pernah Terjadi di Negara Ini, hingga Sebabkan 250.000 Penduduknya Terbunuh

By Khaerunisa, Selasa, 12 Januari 2021 | 16:10 WIB

Perang Saudara Liberia. (Ilustrasi) Kini Jadi Militer Paling Miskin di Dunia, Inilah Kekacauan yang Pernah Terjadi di Negara Ini, hingga Sebabkan 250.000 Penduduknya Terbunuh

Baca Juga: WhatsApp Akan Tahu Lebih Banyak Privasi Anda di tahun 2021, Seperti Apa Lengkapnya?

NPFL Taylor, yang mencakup mantan orang militer dan warga sipil Liberia, adalah salah satu orang pertama yang merekrut anak-anak sebagai tentara.

NPFL bentrok dengan pasukan pemerintah dan milisi etnis lainnya yang mendukung Presiden Doe antara Desember 1989 dan pertengahan 1993.

Selama periode itu, semua kelompok yang terlibat dalam pertempuran menghasilkan korban sipil, tetapi NFPL Taylor bertanggung jawab atas pembantaian ribuan warga Liberia, baik militer maupun sipil, yang menentangnya.

Saat pasukan NFPL bergerak menuju Monrovia, ibu kota Liberia, pada tahun 1990, mereka secara khusus menargetkan orang- orang dari kelompok etnis Krahn dan Mandingo yang tetap setia kepada pemerintah Doe.

Baca Juga: Dugaan Baru Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ182, Hancur Karena Membentur Permukaan Laut Bukan Meledak di Udara

Bahkan, karena tingginya tingkat korban sipil, pasukan Nigeria dan Ghana dari Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) memasuki Monrovia seolah-olah sebagai penjaga perdamaian, tetapi kehadiran mereka memperpanjang perang dengan membantu pasukan Presiden Doe yang terkepung.

Doe ditangkap dan dibunuh pada 9 September 1990, oleh Pangeran Johnson dan kelompok pemberontaknya, Front Patriotik Nasional Independen Liberia (INPFL) yang telah melancarkan kampanye terpisah melawan pemerintah.

Setidaknya tujuh faksi terlibat dalam konflik, termasuk Front Patriotik Nasional Liberia (NPFL), Gerakan Liberia Bersatu Liberia untuk Demokrasi (ULIMO), Angkatan Pertahanan Lofa, dan banyak anggota Angkatan Bersenjata Liberia yang masih setia pada pemerintahan Doe.

Pertempuran antara berbagai faksi ini terus berlanjut dan menimbulkan lebih banyak korban sipil.