Find Us On Social Media :

Ngakunya Tidak Ada Kasus Covid-19 di Negaranya, Lantas Mengapa Kim Jong-Un Geger Menutup Negaranya Sendiri? Begini Rupanya…

By Maymunah Nasution, Minggu, 10 Januari 2021 | 21:03 WIB

Kim Jong Un berpose dengan seragam militer.

Kecepatan Pyongyang menutup perbatasan dengan China mungkin telah mencegah bencana Covid-19, tapi ada harga mahal untuk itu.

Koran Korea Selatan melaporkan tahun lalu jika perdagangan Korea Utara dan China jatuh sebesar 76%, penurunan terbesar terjadi pada Oktober, saat perdagangan turun sebesar 99.4% dibandingkan tahun sebelumnya.

Informasi dibagikan oleh pembuat hukum yang menjabat di Komite Intelijen Dewan Nasional.

Di tengah kelumpuhan ekonomi, nilai tukar Dolar di Korea Utara yang biasanya 8000 won Korea Utara per Dolar pada Oktober 2020 telah turun menjadi 6500 won Korea Utara, yang dipandang para analis mencurigakan dan tidak dapat bertahan lama.

Baca Juga: Tak Pernah Menggubris Denuklirisasi, Kim Jong-un Akan Ciptakan Lebih Banyak Senjata Nuklir Super Besar yang Mampu Serang Musuh Berjarak 15.000 km

Faktanya otoritas Korea Utara telah melarang penggunaan Dolar AS dan renminbi China dan menghukum yang tetap menggunakannya, bisa dengan penjara untuk para warga yang tertangkap menggunakan mata uang tersebut.

Biasanya Korea Utara membeli dan menjual di 500 pasar menggunakan Dolar AS dan renminbi daripada won. Namun kini pemerintah Korea Utara menahan penggunaan mata uang asing, lebih-lebih untuk menguatkan pengaturan pasar dan mencapai nilai dan kredibilitas won itu sendiri.

Situasi Covid-19

Selama ini Korea Utara mengatakan jika mereka tidak memiliki kasus Covid-19 satupun, tapi Korea Utara tidak menghentikan menguatkan pembatasan.

Baca Juga: Negara Paling Korup di Dunia, Banyak Rakyat Korea Utara Hidup dalam Kemiskinan, Ini Fakta-fakta Kemiskinan di Negara Kim Jong-un