Sementara itu, menurut Indoaviation, perawatan pesawat memang menjadi masalah krusial bagi Sriwijaya Air.
Sriwijaya Air telah berhenti dari perawatan pesawat terbaik di Indonesia di Garuda Maintenance Facility (GMF), Aero Asia beberapa waktu lalu terkait utang Rp810 miliar.
Menyebabkan maskapai itu kekurangan armada operasional penundaan hingga pembatalan penerbangan yang membuatnya kehilangan kepercayaan pelanggan.
Namun, Sriwijaya Air memastikan telah memiliki sejumlah mitra untuk urusan perawatan pasca pemutusan dengan GMF.
Melansir Tribunnews, Direktur Utama Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena mengatakan, sebelumnya perawatan pesawat Sriwijaya Air dan Nam Air didukung Garuda Indonesia.
Ketika kerja sama itu berakhir, dukungan dari GMF pun juga disetop.