Merian C. Cooper merupakan wakil sutradara dan sosok di balik penggambaran lokasi tersebut, yang rupanya tidak akan terlihat aneh di dalam film tersebut.
Penulis Ray Morton mengatakan kepada The Hollywood Reporter jika Cooper merupakan "petualang pemberani, pria beraneka ragam, pahlawan perang, pernah ditembak di Perang Dunia I dan di Perang Polish-Russo, ia melarikan diri dari kamp tahanan perang. Ia punya sejarah menakjubkan."
Dari The Vintage News, hubungan cinta Copper dengan kamera dimulai saat ia mendokumentasikan perjalnanannya dengan mitra dan rekan Sutradara Kong Ernest Schoedsack.
Pasangan itu mengambil rekam jejak perjalanan mereka dan membangun plot di sekitar apa yang mereka sebut "drama alami".
Saat itu ada elemen dokumenter, dan memang acara alam dikritik untuk kurangnya fiksi di dalamnya, tapi Cooper dengan cepat memiliki ide.
Morton menceritakan "Cooper memiliki ide pelestari alam di abad ke-19, yaitu Anda pergi dan menembak hewan dan membuatnya diawetkan dan menyimpannnya dalam museum karena Anda khawatir mengenai keberadaan hewan itu, itu benar-benar ide Cooper."
Drama alami ini menuntunnya untuk mencari benda lebih besar dan lebih baik untuk ditampilkan di layar lebar.
Ia telah mengembangkan ketertarikan kepada leluhur berambut manusia, dan ingin menyusun lokasi di sekitar leluhur itu.