Penulis
Intisari-online.com - Setahun lalu tepatnya pada April 2019, seorang penjaga Taman Nasional Republik Demokratik Kongo melakukan foto selfie dengan kawana gorila.
Gorila hewan yang dikenal buas dan agresif ternyata bisa diajak foto selfie bersama bahkan dengan melakukan pose yang cukup nyentrik.
Kemudian, foto unik tersebut dibagikan oleh sebuah halaman di Facebook unit Pelacak Anti Peluru Elit.
Hasilnya foto tersebut menjadi viral dan cukup trending di dunia pada saat ini.
Baca Juga: Iklan Redmi Note 9 Pro Dinilai Kontroversial, Xiaomi Jepang Minta Maaf
Diketahui, gorila itu adalah hewan yang dilingungi di Virunga taman nasional tertua di Afrika dan merupakan Warisan Dunia oleh UNESCO.
Tempat itu adalah taman nasional, yang melindungi hewan liar yang terancam punah di dunia termasuk gorila.
Namun, lebih dari setahun berlalu sejak foto tersebut trending, April 2019, ada kabar tak menyenangkan dari pria dalam foto unik tersebut.
Melansir Daily Mail pada Rabu (6/5/20), pria penjaga taman nasional Virunga tersebut di kabarkan menjadi korban pembantaian saat menjaga taman nasional.
Menurut keterangan, pemberontak Rwanda melakukan pembantaian terhadap 12 penjaga hutan yang melindungi gorila di Taman Nasional Virunga.
Mayor Jenderal Kongo Maurice Aguru Mamba mengatakan, Pasukan Demokrat untuk Pembebasan Rwanda (FDLR) melakukan serangan itu pada 24 April.
Sekitar 60 pasuekan FLDR dari unit khusus melakukan kovoi warga sipil, selain 12 penjaga taman nasional yang terbunuh ada 5 lainnya yang terluka parah.
Diketahui salah satu korban pembantaian tersebut adalah, Mathieu Shamavu, pria yang berpose dengan Gorila.
Namun, belum dijelaskan lebih lanjut apakah Mathieu Shamavu juga terbunuh dalam insiden tersebut.
Motif serangan itu belum jelas, Namun, taman itu menjadi subyek film dokumentasi nominasi Oscar pada tahun 2014, dikelilingi oleh milisi saingan dengan 176 penjaga hutan tewas selama 20 tahun.
Baca Juga: Manfaat Ketumbar untuk Wanita, Termasuk Kesehatan Menstruasi
Penjagaannya cukup ketat, mereka menggunakan senjata dan anjing pelacak yang digunakan untuk menjaga gorila dan pengunjungnya supaya tetap aman.
Mayor Jenderal Mamba mengatakan, Korps CORPPN-nya ditugaskan untuk melindungi taman nasional, mengatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh sekelompok pemberontak.
Presiden Rwanda, Paul Kagame membantah desas-desus pasukannya melakukan penyerangan itu.
Karena pasukan Rwanda DRC, juga sedang dalam upaya memerangi FDLR, karena terlibat dalam genosida Rwanda tahun 1994, yang menewaskan 800.000 orang saat itu.
Tentara DRC telah memerangi sejumlah kelompok bersenjata, di timur negara Afrika tengah selama hampir tiga dekade.
Taman Nasional Virunga dilarang dikunjungi sejak Mei 2018, karena berbahayanya wilayah tersebut.
Banyak turis yang diculik dan kemudian, untungnya banyak dari mereka yang berhasil dibebaskan.
Sementara itu, dalam sebuah foto terbaru menunjukkan korban yang tewas dalam pembantaian di Taman Nasional Virunga sudah diletakkan dalam peti mati.