Find Us On Social Media :

Sejarah Kelam Kejahatan Perang Masa Kependudukan Jepang di Indonesia yang Banyak Tidak Kita Ketahui, Termasuk Soekarno yang Mengirimkan Para Romusha Bekerja

By Maymunah Nasution, Senin, 4 Januari 2021 | 13:08 WIB

Romusha

Para romusha tersebut diduga terserang tifus, kolera dan disentri.

Kemudian sekitar 90 romusha yang masih sehat dibawa ke rumah sakit pusat di Jakarta untuk mendapatkan vaksin itu.

Namun naas, para romusha itu justru meninggal dunia semua.

Selanjutnya, Lembaga Eijkman yang menganalisis sampel jaringan hasil otopsi menyimpulkan jika vaksin yang diberikan telah tercemar racun tetanus.

Baca Juga: Meski Jasanya Begitu Besar, Nama Dokter Achmad Mochtar Tak Tertulis di Buku Sejarah

Selanjutnya, mengutip Asia-Pacific Journal, Mochtar dan sebagian besar staf ilmuwan dari Lembaga Eijkman ditangkap dan disiksa dengan sangat parah oleh Kenpeitai selama beberapa bulan.

Hingga akhirnya satu dokter meninggal karena penyiksaan tersebut, Mochtar mengaku bersalah menaruh racun tetanus yang dimurnikan di vaksin untuk para romusha.

Lama akhirnya terdengar jika sebetulnya Mochtar tidak bersalah.

Namun sejarah ini tunjukkan bagaimana kependudukan Jepang di Indonesia, yang awalnya dianggap penolong bagi pribumi tapi ternyata tindakan-tindakannya jauh lebih keji daripada Belanda.

Baca Juga: 3,5 Abad Jajah Indonesia, Belanda Mengaku Akan Ganti Rugi Rp8,6 juta pada Anak yang Ayahnya Dieksekusi Belanda, Tapi Ini Syaratnya