Find Us On Social Media :

Sejarah Kelam Kejahatan Perang Masa Kependudukan Jepang di Indonesia yang Banyak Tidak Kita Ketahui, Termasuk Soekarno yang Mengirimkan Para Romusha Bekerja

By Maymunah Nasution, Senin, 4 Januari 2021 | 13:08 WIB

Romusha

Romusha kemudian dikumpulkan di kamp dekat jalur kereta api atau pelabuhan di Jawa dan dipersiapkan untuk pekerjaan mereka.

Penjaga Indonesia di kamp-kamp itu sebagian besar memberikan apa yang memang dijanjikan: romusha yang transit ditampung dan diberi makan yang layak, dilatih untuk disiplin dan persahabatan, dan menerima perawatan medis yang terbaik.

Di Indonesia, pekerjaan romusha tampak sangat menjanjikan, tapi itu semua berhenti saat romusha menaiki kapal angkut Jepang dan berlayar melintasi cakrawala.

Kerja penangkaran, seperti yang dimaksudkan kala itu, membuat banyak yang tidak tahan, lebih-lebih karena tempat tinggal yang tidak memadai, kerja berat yang tidak berhenti dan perawatan medis yang tidak layak.

Baca Juga: Kelabui Jepang Melalui Pembuatan Selokan, Raja Yogyakarta Sukses Selamatkan Rakyatnya dari Penderitaan Romusha yang 'Menyiksa Bak Neraka'

Lebih-lebih masih ada ancaman pemukulan, eksekusi mati untuk pembangkangan, pencurian atau upaya melarikan diri.

Dari 280 ribu romusha hanya 52 ribu yang dianggap dipulangkan.

Mereka dioperasikan di seluruh Indonesia, dan juga diekspor ke Myanmar, Thailand, bahkan Jepang juga.

Didokumentasikan kematian di beberapa lokasi antara lain 90 ribu tewas di proyek Jalur Kereta Api Cikotak, Jawa Barat; 70 ribu teas di proyek Jalur Kereta Api Pekanbaru Sumatra, dan 1600 romusha yang dikirim ke Noemfoor, Papua Nugini, hanya ada 251 kerangka dengan beberapa penyintas yang sakit ditemukan oleh pasukan McArthur beberapa bulan kemudian.

Baca Juga: Romusha dan Jugun Ianfu, Cara Keji Jepang dapatkan Tenaga Kerja dan Budak Seks Gratis