Find Us On Social Media :

Den Harin, Pasukan Elit Pelindung Soekarno yang Konon Lebih Ditakuti dari Pasukan Khusus Indonesia Kopassus, Ini Kisahnya

By Khaerunisa, Kamis, 31 Desember 2020 | 20:35 WIB

(ilustrasi) Den Harin, pasukan khusus Indonesia yang konon lebih ditakuti dari Kopassus

Intisari-Online.com - Jika berbicara tentang pasukan khusus Indonesia, yang banyak dikenal saat ini mungkin adalah Kopassus dari TNI Angkatan Darat.

Selain Kopassus, lainnya yang sering kita dengar seperti Kopaska yang dimiliki TNI Angkatan Laut, Denjaka, atau Paskhas.

Namun, pernahkah Anda mendengar tentang pasukan khusus Den Harin?

Ternyata, diyakini bahwa Indonesia pernah memiliki pasukan elit tersebut, meski untuk penampakannya hingga kini belum ada dokumen yang menampakkan wujud dari pasukan tersebut.

Baca Juga: Joint Task Force 2 Kanada, Pasukan Khusus Terbaik di Dunia yang Punya Personel Wanita, Bahkan Ingin Rekrut Lebih Banyak, Apa Alasannya?

Pasukan elit berjuluk Den Harin ini memiliki nama lengkap Datasemen Harimau.

Konon, Den Harin lebih ditakuti dari Kopassus.

Selain kehebatannya, Den Harin juga menarik karena dikenal sebagai pelindung terakhir Soekarno.

Seperti apa kisah pembentukan pasukan elit yang satu ini?

Baca Juga: Jadi Salah Satu Orang Terkaya di Dunia, Orang Ini Tidak Pernah Lagi Ditemukan Setelah Terbang di Pulau Pribadinya, 90 Tahun Sampai Sekarang Kasusnya Tidak Pernah Tuntas Diusut

Melansir Tribun Jambi (7/11/2019), Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Belanda ingin kembali merebut kekuasaan.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 ternyata tidak diketahu secara merata.

Khususnya oleh rakyat Sulawesi Selatan karena masih jarang yang memiliki radio.

Oleh karena itu pasukan NICA dan KNIL yang sudah dibebaskan oleh pasukan Jepang dari tahanan memanfaatkan situasi minimnya informasi di Sulawesi Selatan itu untuk mengambil alih kekuasaan.

Baca Juga: Diberi Kode Bom-H, Korea Utara Pernah Sesumbar Menyebutnya Bom Terkuat yang Pernah Diciptakannya, Memang Seperti Apa Kehebatannya?

Pasukan NICA dan KNIl yang dengan cepat melakukan konsolidasi itu langsung memiliki pengaruh karena didukung persenjataan hasil rampasan dari pasukan Jepang yang sudah menyerah kepada Sekutu.

Pada 24 September 1945, pasukan Sekutu (Australia-Belanda) mendarat di Makassar untuk melaksanakan misi pembebasan tawanan pasukan Belanda yang ditahan Jepang sekaligus melucuti persenjataan pasukan Jepang.

Pasukan Sekutu itu selain membawa pasukan Belanda juga membekali diri dengan “surat sakti”, yakni Perjanjian Postdam yang ditandatangani pada 26 Juli 1945.

Isi perjanjian Postdam itu menyatakan bahwa “wilayah yang diduduki musuh” (occupied area) harus dikembalikan kepada penguasa semula.

Baca Juga: Terus-terusan Gagal Selesaikan Konflik Perbatasan, Ini Perbandingan Kekuatan Militer China dan India

Jika isi perjanjian itu dikaitkan dengan Indonesia, berarti pasukan Jepang harus mengembalikan Indonesia kepada Belanda.

Singkat kata Belanda memang ingin menguasai Indonesia lagi dan menjadikan Makassar sebagai ibukota Negara Indonesia Timur.

Para pejuang kemerdekaan di Makassar pun kemudian membentuk pasukan perlawanan demi melawan pasukan Belanda.

Pasukan perlawanan yang saat itu berhasil dibentuk untuk mempertahankan kemerdekaan RI adalah Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (Lapris).

Baca Juga: Diberi Kode Bom-H, Korea Utara Pernah Sesumbar Menyebutnya Bom Terkuat yang Pernah Diciptakannya, Memang Seperti Apa Kehebatannya?

Salah satu pejuang Lapris yang kemudian gugur dan menjadi pahlawan nasional adalah Robert Wolter Mongisidi.

Karena perlawanan pasukan Lapris selalu berhasil dipukul mundur oleh pasukan Belanda, kekuatannya menjadi terpecah-pecah.

Pada serangan militer Belanda yang dilancarkan pada 8 Agustus 1946, kubu pasukan Lapris yang berada di Gunung Ranaya berhasil dihancurkan dan para pejuang Lapris pun memilih turun gunung

Mereka kemudian melanjutkan perlawanan melalui taktik peperangan secara gerilya.

Baca Juga: Tak Sampai Sehari Usai Sebut Ingin Makin Rukun dengan Israel, Nama Erdogan Sudah Terpampang dalam Baliho Raksasa di Jalanan Israel, Apa Isinya?

Salah satu personel yang terus bertempur secara gerilya adalah Maulwi Saelan, yang kelak menjadi pengawal pribadi Presiden Soekarno.

Maulwi yang pada puncak kariernya berpangkat kolonel juga menjabat sebagai Wakil Komandan Pasukan Pengawal Presiden, Cakrabirawa.

Setelah turun gunung dan kembali meneruskan perjuangan ke Makassar, Maulwi dan rekan-rekan seperjuangan kemudian mencari nama baru bagi pasukan gerilyanya yang juga merupakan pasukan khusus itu.

Karena pada masa penjajahan Jepang Maulwi dan rekannya suka menonton film yang ada harimaunya, pasukan gerilya Maulwi kemudian dinamai Pasukan Harimau Indonesia.

Baca Juga: Sebentar Lagi Lengser dari Jabatan Presiden Amerika, Trump Justru Diam-diam Sudah Kerahkan Pesawat 'Kiamat' Ini ke Iran, 'Pesta Nuklir' Bisa Saja Terjadi di Malam Tahun Baru

Laskar Harimau Indonesia ini memang terkenal militan karena terdiri dari para pejuang kelompok pelajar SMP Nasional yang umumnya mahir berbahasa Belanda.

Mereka pernah menyerang dan menduduki Hotel Empres pada 29 Oktober 1945 dari tangan NICA serta berhasil membebaskan rekan yang semula ditahan oleh NICA.

Komandan Pasukan Harimau Indonesia adalah Muhammad Syah, Wakil Komandan Robert Wolter Mongisidi, dan Maulwi Saelan sendiri menjabat sebagai Kepala Staf.

Seperti tertulis dalam buku Maulwi Saelan: Penjaga Terakhir Seokarno, dalam strategi tempurnya Pasukan Harimau Indonesia memiliki taktik dan strategi tempur khusus.

Baca Juga: Hanya Punya Keluarga Anak Gadis Satu-Stunya, Setelah Meninggal Pria Ini Justru Wariskan Hartanya Pada Temannya, Tak Disangka Alasan di Baliknya Sungguh Menyedihkan

Yakni menyerang dan merampas persenjataan pasukan Belanda dengan target individu atau kelompok kecil serdadu NICA, KNIL, polisi, kaki tangan Belanda, serta gudang amunisi.

Jika digambarkan sebagai pasukan jaman sekarang Pasukan Harimau Indonesia ini memang seperti pasukan khusus yang bertempur secara senyap, mahir melaksanakan sabotase sasaran vital musuh, menimbulkan ketakutan dan kepanikan terhadap kehidupan sehar-hari pasukan Belanda, menghadang distribusi logistik, dan lainnya.

Pasukan Harimau Indonesia yang dibentuk di Makassar pada era Perang Kemerdekaan ini sangat populer.

Baca Juga: Di India Muslim Dipersekusi, di Pakistan Kuil Hindu Berumur Lebih dari Seabad Dibakar Massa, Ini Pemicunya

ABRI (TNI) di era Orde Baru pun memiliki pasukan khusus yang dinamai Datasemen Harimau (Den Harin) yang bertugas mengawal Presiden secara senyap.

Tapi keberadaan "pasukan super" yang dianggap jauh lebih hebat dari Kopassus ini masih gelap dan simpang siur karena tidak adanya bukti yang otentik.

Padahal sebagai satuan khusus yang dibentuk secara resmi oleh pemerintah, jika Den Harin memang ada pasti ada bukti dan dokumen otentiknya.

Itulah cerita tentang pasukan khusus Den Harin yang konon menjadi penjaga presiden Indonesia.

Baca Juga: Seharusnya Masih Berduka Gara-gara Kematian Suaminya, Sang Istri Justru Dibuat Syok dan Marah Setelah 1 Hari Melihat Foto 'Rahasia' Sang Suami Ini

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari