Find Us On Social Media :

Mati-Matian Jaga Laut China Selatan Walaupun Bukan Miliknya, Tentara China Ternyata Sampai Rela Tinggal Selama Ini di Tengah Laut Tanpa Menyentuh Daratan

By Afif Khoirul M, Jumat, 1 Januari 2021 | 07:25 WIB

Kapal perusak USS Higgins, satu dari dua kapal militer AS yang dilaporkan terlihat berlayar di wilayah Laut China Selatan, Minggu (27/5/2018). Ilustrasi perbandingan kekuatan militer China dan AS.

Intisari-online.com - Ketengan antara China dan Amerika telah berlangsung sejak lama di kawasan Asia-Pasifik.

Hal itu memaksa pasukan ke beberapa unit angkatan laut China untuk siaga.

Mereka memperpanjang operasi laut mereka selama berbulan-bulan.

Menurut SCMP, dalam kondisi normal, para angkatan laut Tiongkok akan menghentikan misi mereka.

Baca Juga: Inilah Sosok Orang Pertama yang Disuntik Dengan Vaksin Covid-19, Berakhir Meninggal Setelah Efek Vaksin yang Disuntikkan Ke Tubuhnya Dirahasiakan oleh Pemerintahnya Sendiri

Seharusnya berhenti pada September namun ada perpanjangan khusus selama 110 hari.

"Setelah 110 hari kerja keras di laut para pelaut akhirnya bisa beristirahat dan kembali ke rumah," kata PLAN, tanpa menyebutkan lokasi atau waktu operasi yang tepat. .

Sementara itu, Zona Perang Timur yang bertugas memantau Selat Taiwan.

Juga mengumumkan bahwa beberapa unit memperpanjang waktu operasi hingga 91 hari untuk mengikuti pelatihan tambahan.

Baca Juga: Berupaya Gulingkan China dari Tindakan Main Hakim Sendiri, Upaya Australia Mencari Bukti Kotor China Dianggap Negeri Panda Sebagai 'Aksi Balas Dendam', Begini Ceritanya

Pakar militer Li Jie mengatakan perpanjangan layanan PLAN merupakan tanggapan atas tekanan dari operasi AS di wilayah tersebut.

"Operasi angkatan laut AS di Selat Taiwan dan Laut China Selatan mempromosikan angkatan laut China untuk meningkatkan persiapannya menghadapi potensi konflik," kata Li.

Beberapa perwira senior dari Armada Nanhai China harus menghabiskan lebih dari 300 hari di laut pada tahun 2020, kata sumber yang tidak disebutkan namanya.

"Itu karena kapal perang AS meningkatkan patroli kebebasan navigasi di Laut China Selatan", kata sumber itu.

Selain tekanan AS, wabah Covid-19 dan penambahan kapal perang baru juga menyebabkan sejumlah unit di angkatan laut China memperpanjang waktunya di lepas pantai.

"Sembilan kapal perusak kelas 052D berada di kapal dengan armada Dong Hai dan Nam Hai, yang berarti para pelaut membutuhkan lebih banyak waktu untuk berlatih," kata sumber itu.

Baca Juga: Pangkalan Militernya Kuasai Laut China Selatan, Militer China Siapkan Pertempuran Besar-besaran, Sanggup Menyerang dari Pulau Sengketa Ini Agar Amerika Bertekuk Lutut

Pakar militer Zhou Chenming mengatakan bahwa angkatan laut Tiongkok berada di bawah tekanan besar.

Karena harus memastikan kemajuan dalam mereformasi dan meningkatkan kapasitas tempur atas permintaan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Menurut sebuah laporan yang dirilis minggu lalu, Center for Strategic Studies International (CSIS)

Mengatakan bahwa latihan PLAN pada tahun 2020 meningkat hampir 50%, menjadi 65, dibandingkan dengan 44 latihan pertandingan di 2019.

Laporan itu juga mengatakan bahwa pertukaran persahabatan antara angkatan laut AS dan angkatan laut China turun tajam.

Kunjungan kapal perang China ke Amerika Serikat turun dari 6 menjadi 0, sedangkan performa yang sama kapal perang AS turun menjadi 6 dari 41 pada 2019.