Intisari-online.com - Program pinjaman China, yang biasa disebut dengan Belt and Road Initiative, semakin dianggap sebagai kolonialisme era baru.
Analis politik ekonomi Afrika yang memiliki pengalaman dalam kebijakan perkembangan infrastruktur Afrika, Lawrence Freeman menuliskan dalam artikelnya yang diterbitkan di CGTN jika hal itu merupakan bentuk propaganda Barat.
Lembaga-lembaga penelitian menelurkan pemikiran baru yang diliput media Barat dan lembaga kebijakan negara mengenai upaya mereka untuk menghentikan China.
Keinginan itu berasal dari motivasi secara geopolitik, atas klaim jika China sedang mengembangkan kolonialisme tipe baru.
Kolonialisme itu disebut media Barat sebagai "diplomasi jebakan utang".
China memang beberapa tahun belakangan membantu negara miskin dengan memberikan pinjaman untuk dana infrastruktur.
Sebagai negara pemberi pinjaman, China mengatur peminjaman itu, dengan niat yang disebut media Barat untuk menjebak negara-negara peminjam agar tidak bisa membayar uutangnya lagi.
Tuduhannya adalah sekalinya negara peminjam mencapai utang yang berlebih, China akan meraup proyek atau aset sampingan dari sumber daya mineral yang bernilai tinggi.