Tahun lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un menggambarkan fasilitas itu sebagai "campur aduk tanpa karakter nasional" dan menggambarkannya sebagai "tenda barak di wilayah terkena bencana" sebelum memerintahak mereka dihancurkan.
Hanya 50 km dari zona demiliterisasi yang membagi semenanjung Korea menjadi dua, Kumgang mulai menerima turis dari Korea Selatan sejak 1998.
10 tahun kemudian, lebih dari sejuta warga Korea Selatan mulai masuki resor itu, yang dioperasikan oleh Hyundai Asan tapi pekerjanya para warga Korea Utara.
Walaupun begitu, tahun 2008, penembakan fatal kepada turis yang melenceng dari jalur yang ditentukan memimpin sanksi turisme yang melibatkan pengunjung dari Korea Selatan.
Sebelum pandemi Covid-19, Kumgang menerima sebagian besar turis China.
Konstruksi terencana dan seperti apa yang ditulis Rodong Sinmum "hotel kelas dunia, lapangan golf, tempat ski, dan lain sebagainya," resor itu sepertinya menempatkan ambisi internasional, tidak hanya "membuat iri dunia" tapi juga menarik turis dari seluruh dunia.
Namun, kenyataan lain dilaporkan dari kantor berita Associated Press, yang laporkan "transportasi buruk Korea Utara membuat sulit membawa sejumlah besar turis ke sana".
Dalam unggahan di platorm internet terbuka Medium, ahli biologi dan konservasi John MacKinnon yang mengunjungi Gunung Kumgang "untuk membantu DPRK mendapat status Warisan Dunia" pada Oktober 2019 lalu, menulis mengenai perjalanan daratnya yang "panjang dan penuh batu selama 5 jam" pada jalan "yang belum diperbaiki puluhan tahun" dari Pyonyang untuk menuju wilayah tersebut.