Penulis
Intisari-Online.com - Pada Januari 2016 lalu, foto seorang anak laki-laki berkulit hitam berusia 2 tahun menggemparkan dunia.
Saat itu, kondisi anak tersebut begitu memilukan, hanya tinggal kulit dan tulang.
Kemudian, seorang wanita mendekat padanya untuk memberinya minum.
Bocah itu ditemukan dalam kondisi sekarat karena kelaparan di jalan-jalan Eket, Akwa Ibom, Nigeria.
Melansir Eva.vn, bocah malang itu ditinggalkan oleh orang tua kandungnya setelah mereka mengira bocah itu adalah seorang penyihir.
Tidak ada yang mengurus bocah itu, dan tidak ada makanan atau minuman di sekitarnya.
Dalam usianya yang masih sangat muda, bocah itu hanya menunggu kematian di jalanan.
Sampai dia bertemu seorang wanita.
Wanita itu adalah Anja Ringgren Loven, seorang dermawan Denmark.
Anja dan tim amal kemudian membawa bocah itu ke pusat perawatan, memandikannya dan membawanya ke rumah sakit darurat.
Anja berkata, "Ketika kami datang untuk menyelamatkan anak laki-laki itu, dia dalam kondisi yang sangat buruk. Anak laki-laki itu sangat kekurangan gizi dan menderita berbagai penyakit. Dua minggu pertama dirawat di rumah sakit, anak laki-laki itu masih dalam kondisi kritis. Kami tidak tahu apakah bocah itu akan selamat."
Tapi untungnya, meski penyakitnya berbahaya, meski masa lalunya traumatis, bocah itu berhasil mengatasinya dan mendapatkan kembali hidupnya.
Setelah itu, Anja pun resmi mengadopsi anak laki-laki yang kemudian diberi nama Hope yang artinya 'Harapan' dengan harapan agar masa depannya benar-benar berubah dibandingkan sebelumnya.
Anja ingat bahwa pertama kali dia melihat Hope, bocah itu tidak mengenakan sehelai pakaian pun.
Anak itu berjalan goyah di jalan, hampir tidak bisa berdiri lagi larena dia terlalu lapar.
Anak itu harus mencari-cari sisa makanan di kantong sampah untuk melawan kelaparan.
Setelah dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, Hope diberi obat untuk membunuh cacing di perutnya dan tranfusi darah setiap hari untuk mengisi sel darah merah ke tubuhnya.
Bahkan Anja dan para dokter tidak yakin apakah Hope akan pulih, tapi untungnya keajaiban terjadi.
Sejak itu, Hope memulai kehidupan baru.
Hope diberi perhatian, didukung, dan diajar seperti anak lainnya.
Dia juga diberi makan dengan baik dan bahkan bersekolah.
Dengan bantuan Anja, Hope tinggal dan belajar bersama 35 anak yatim piatu lainnya di sebuah sanggar yang dikelola oleh pasangan Anja.
Sekarang, Hope bukan lagi anak kurus, sakit dan kelaparan seperti di masa lalu.
Hope menjadi anak yang tinggi, gagah, sehat dan sangat aktif.
Anja berkata, "Hope sangat sehat dan suka pergi ke sekolah. Anak laki-laki itu sangat cerdas dan hasratnya adalah seni dan kreativitas. Hope sangat berbakat dalam seni, bahkan beberapa lukisannya dijual. Kami menyebutnya 'Picasso kecil kami'."
Hope telah membangun kembali hidupnya dengan cara yang spektakuler berkat bantuan orang-orang di sekitarnya.
Anja berkata bahwa Hope masih melihat foto-foto lamanya dari waktu ke waktu, lalu tersenyum seolah dia merasa bangga telah melewati semua kesulitan itu.