Selain itu, Kamar Dagang Israel-Indonesia telah aktif sejak 2009, kata wakil ketua kamar, Emanuel Shahaf, yang sering bepergian ke Jakarta untuk urusan bisnis sehingga dia kehilangan hitungan.
“Indonesia merepresentasikan potensi besar yang belum terwujud — di bidang pertanian, kedokteran, dan banyak bidang lain yang benar-benar kami kuasai,” kata Shahaf.
“Kedua negara memiliki ekonomi yang sangat saling melengkapi, dalam arti bahwa semua yang kita miliki benar-benar mereka butuhkan."
"Mereka akan mendapat banyak manfaat dari hubungan terbuka."
Ternyata, di negara ini, yang 88% penduduknya beragama Islam bukanlah ide radikal.
Ketertarikan yang tersembunyi namun terus berkembang
Menurut jajak pendapat online oleh politisi berpengaruh Diaz Hendropriyono, ketua Partai Keadilan & Persatuan Indonesia, tentang apakah Indonesia harus menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Hasilnya 51% responden mengatakan ya, sementara 49% mengatakan tidak.
Tetapi para pemimpin negara telah lama secara resmi menolak gagasan tersebut, sehingga memungkinkan mereka untuk menghindari konfrontasi dengan gerakan ekstremis Islam radikal di dalam negeri.
Hubungan ekonomi, bukan politik, lebih mungkin terjadi
Salah satu perkembangan yang benar-benar dapat mendorong Indonesia untuk membuka diri terhadap negara Yahudi adalah pengakuan diplomatik Israel oleh pemerintah Saudi.
“Dengan pengumuman normalisasi hubungan antara UEA dan Israel, kami [di Israel-Asia Center] melihat pergeseran keterbukaan yang hampir langsung dari Indonesia,” kata Zeffert.