Sudah Benci Setengah Mati dengan China, Walau Sudah Dikasih Tahu Rusia Dalangnya Donald Trump Tetap Salahkan China dan Lampiaskan Amarahnya dengan Cara Ini

Mentari DP

Penulis

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Intisari-Online.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam Menteri Luar Negeri Mike Pompeo karena menyalahkan Rusia atas serangan dunia maya besar-besaran di AS.

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Minggu (20/12/2020), Trump mengecam Pompeo melalui akun Twitternya pada hari Sabtu (19/12/2020) kemarin.

Menurutnya,China berada di balik peretasan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada lembaga pemerintah AS dan perusahaan sektor swasta.

Padahal Menteri Luar Negeri AS itu telah mengatakan pada hari Jumat (18/12/2020) bahwa Kremlin-lah yang harus disalahkan.

Baca Juga: Begitu Tahu Joe Biden Terpilih Jadi Presiden AS dan Tolak Kerja Sama dengan Inggris, Presiden Prancis Langsung Lakukan Hal Ini, Ingin Lengserkan London dan Buat Paris Mendunia, Begini Caranya

Ucapan Pompeo beralasan.

Sebeb sebelumya Rusia telah dituduh menganggu pemungutan suara di AS dalam Pemilu AS 2020.

Sehingga wajar jika intelejen mereka menyalahkan Rusia ketimbang China.

Sementara badan keamanan siber negara itu menggambarkan pelanggaran itu sebagai 'ancaman besar'.

Baca Juga: Tak Disadari Keberadannya Selama Puluhan Tahun, Penduduk China Gempar Ada Patung Budha Setinggi 10 Meter Terkubur di Bawah Gedung Ini, Terungkap Ini Misteri di Baliknya

Hanya saja Trump meremehkan peretasan yang telah membahayakan sebagian besar pemerintah federal dan sektor swasta dan telah digambarkan sebagai serangan dunia maya yang setara dengan Pearl Harbor.

Dia menepis keparahannya dengan mengklaim itu 'jauh lebih besar di Media Berita Palsu daripada yang sebenarnya' dan bersikeras bahwa 'semuanya terkendali dengan baik'.

Jadi, ketika banyak tim keamanannya mengatakan itu bisa ulah Rusia, Trump tidak setuju.

"Tetap ada kemungkinan bahwa itu China. Mungkin saja," tulis Trump.

Ini bukanlah konfrontasi pertama antara Trump dan negara China.

Sebelumnyaketegangan meningkat antara kedua negara tahun ini ketika Presiden Trump menuduh Presiden China Xi Jinping 'menutupi' pandemi dan bersikeras menyebut virus corona sebagai 'virus China'.

Di lain pihak,Trump memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan sering menahan diri untuk tidak mengkritik tindakannya di negara lain.

Bahkan Trump menolak untuk menerima temuan laporan Mueller bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden 2016.

Baca Juga: Kerja dari Jerman, Terkuak Sudah Cara Raja Thailand Urus Negara Sambil Mencari 'Kesenangan' dengan Selir-selirnya, Sanggup Bangun Armada Elite Pribadi dengan Biaya Rp901 Miliar

Sementara tanggapannya terhadap serangan racun baru-baru ini terhadap lawan Putin, Alexey Navalny, adalah bahwa China 'jauh lebih buruk'.

Terkait soal serangan dunia maya, belum ada laporan tentang keterlibatan Beijing dalam serangan itu.

Dan Trump tidak juga memberikan informasi atau bukti mengapa menurutnya China mungkin terlibat.

Terakhir, soalklaim tanpa bukti bahwa mesin pemungutan suara mungkin telah diretas, Trump tetap menyakininya.

Dan mengklaim bahwa dia 'menang besar' dalam pemilihan.

Baca Juga: Sudah Habis Kesabaran Lihat Kapal China Ngeyel danKeruk Kekayaandi Laut China Selatan, Amerika Beri PeringatanPakai Cara Kasar Ini, 'Konflik Mungkin Terjadi, Waspada!'

Artikel Terkait