Find Us On Social Media :

Kejamnya Sang Diktator Kim Jong-Un, Sampai Eksekusi Mati Kapten Kapal di Depan Umum Hanya Karena Alasan Sepele Ini, 'Dia Sudah 15 Tahun Melakukannya Tanpa Ketahuan'

By Mentari DP, Sabtu, 19 Desember 2020 | 08:20 WIB

Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un.

Intisari-Online.com - Korea Utara dikenal sebagai negara tertutup dan Kim Jong-Un dikenal sebagai seorang diktator.

Sang Pemimpin Tertinggi Korea Utara tak segan-segan untuk menghukum mati seseorang yang dianggap tak mengikuti peraturannya.

Dulu, Kim pernah menghukum mati seorang pejabat hanya karena dia tertidur dalam rapat.

Nah, hal serupa kembali terjadi.

Baca Juga: Meski Dijuluki Pasukan Elite, Ternyata Kopassus Pernah Diremehkan Thailand, Tetapi Langsung Bungkam dan Buat Dunia Tercengang Setelah Selesaikan Misi Ini dalam 3 Menit

Bedanya korban adalah seorang kapten kapal penangkap ikan Korea Utara.

Apa salahnya?

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Sabtu (19/12/2020), sang kapten kapal yang merupakan seorang pria berusia 40 tahunan itu dilaporkan dieksekusi mati di depan umum.

Alasannya karena dia mendengarkan stasiun radio asing.

Baca Juga: Sama-sama Pasukan Elite yang Dapat Latihan Militer Keras, Ternyata Pengawal Khusus Kim Jong-Un dan Paspampres Punya Banyak Kemiripan, 'Jika Bertemu, Mereka Sudah Paham'

Radio Free Asia (RFA) yang didanai pemerintah AS mengklaim pelaut itu dihukum mati setelah mengakui dia telah mendengarkan siarannya selama lebih dari 15 tahun.

Pria itu dilaporkan telah menerima gelombang udara asing saat berada di laut dan mendengarkan siaran berita dan program radio.

Seorang sumber mengatakan kepada RFA bahwa kapten kapal yang akrab disapa Choi tersebut dieksekusi oleh regu tembak di depan 100 pekerja perikanan lainnya.

Pria, yang merupakan pemilik armada lebih dari 50 kapal, dikatakan telah mengaku setelah salah satu awaknya menyerahkannya kepada pihak berwenang di sebuah pangkalan di kota pelabuhan Chongjin.

Seorang pejabat di provinsi Hamgyong Utara mengklaim bahwa Choi telah mulai mendengarkan siaran asing ketika dia menjadi operator radio di militer.

Setelah keluar dari militer, ia melanjutkan kebiasaan itu.

Oleh karenanya dia terkena tuduhan 'subversi terhadap partai'.

Choi bukan satu-satunya warga yang dihukum.

Kasus ini juga menyebabkan pejabat partai dan petugas keamanan diberhentikan, demikian dilaporkan.

Pangkalan tersebut konon berafiliasi dengan apa yang disebut Biro 39, sayap bayangan partai yang memperoleh mata uang asing untuk para pemimpin Korea Utara.

Baca Juga: Padahal Jadi Pasukan Elite, Tapi Tingkah Pemimpin Pasukan Elite Australia Ini Bertolak Belakang, Paksa Anggota Baru Tembak Mati Tahanan Afghanistan, Menham: Saya Jijik Mendengarnya

"Pada pertengahan Oktober, seorang kapten kapal penangkap ikan dari Chongjin dieksekusi oleh regu tembak, dengan tuduhan mendengarkan Radio Free Asia secara teratur dalam jangka waktu yang lama," kata sebuah sumber.

"Departemen keamanan provinsi mendefinisikan kejahatannya sebagai upaya subversi terhadap partai."

"Mereka secara terbuka menembaknya di pangkalan di depan 100 kapten lain dan manajer pabrik pengolahan ikan di fasilitas itu," tambah sumber itu.

"Mereka juga memberhentikan atau memberhentikan pejabat partai, administrasi pangkalan dan petugas keamanan yang mengizinkan Choi bekerja di laut," tutup laporan itu.

Baca Juga: Disingkirkan Gara-gara Kakinya Pincang Satu, Jenderal Kopassus Ini Langsung Mencak-mencak Membelanya, Bocorkan Kehebatannya Saat Jalankan Misi Sampai Rela Kakinya Putus Demi NKRI