Find Us On Social Media :

Begitu Diharapkan Armenia untuk Membekingi Mereka, Putin Malah Berkhianat dan Sebut Nagorno-Karabakh Resmi Milik Azerbaijan, Begini Posisi Rusia di Gencatan Senjata Itu

By Maymunah Nasution, Jumat, 18 Desember 2020 | 17:51 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, Rusia selama ini diharapkan Armenia untuk mendukung mereka merebut Nagorno-Karabakh, tapi rupanya Rusia berpikiran lain

"Jika semua orang sampai ke kesimpulan jika hal itu penting, kami akan melakukannya, jika tidak, kami tidak akan menambah pasukan," ujarnya.

Hubungan antara dua negara pecahan Uni Soviet tersebut telah tegang sejak 1991 saat militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh.

Karabakh memang secara hukum wilayah resmi milik Azerbaijan.

Konflik terakhir pada 27 September kemarin dilakukan dengan pasukan Armenia mengirimkan serangan kepada warga sipil, pasukan Azerbaijan dan melanggar beberapa kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan.

Baca Juga: Setelah Jadi Sasaran Amukan Massa dan Target Pembunuhan, PM Armenia Mengaku Bertanggung Jawab Atas Kekalahan dari Azerbaijan di Nagorno-Karabakh

Dalam konflik 44 hari itu, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan hampir 300 kependudukan dan desa dari Armenia.

Kemudian pada 10 November, dua negara menandatangani kesepakatan yang diajukan Rusia untuk mengakhiri perang dan bekerja mencapai resolusi komprehensif.

Usulan ini dilihat sebagai kemenangan bagi Azerbaijan dan kekalahan bagi Armenia.

Hal ini karena karena kesepakatan itu pasukan Armenia harus mundur juga dari Karabakh.

Baca Juga: Nagorno-Karabakh Jadi Milik Azerbaijan Lagi, Negara Itu Tuntut Armenia Atas Kerusakan di Karabakh Selama 30 Tahun

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini