Korea Utara sementara itu ditentukan akan menjadi negara kapitalis dipimpin oleh Syngman Rhee dan didukung oleh AS.
Harapannya adalah bahwa dua negara akan menjadi penyeimbang kekuasaan di Asia Timur, tapi segera jadi jelas bahwa tidak ada dari kedua negara yang memandang negara lain sebagai negara yang sah.
Selanjutnya setelah serangkaian pelanggaran perbatasan, Korea Utara menyerang Korea Selatan pada Juni 1950.
Serangan ini segera menjadi perang proksi bagi dua negara berkekuatan nuklir serta menjadi dimulainya Perang Dingin.
Amerika ditekan oleh Dewan Keamanan PBB baru untuk mengesahkan penggunaan pasukan untuk membantu Korea Selatan.
Presiden Harry Truman kemudian mengerahkan pasukan untuk tujuan itu, tanpa meminta persetujuan Kongres.
Ini merupakan pertama kalinya AS memasuki konflik luar negeri skala besar tanpa deklarasi perang resmi.
Truman mengatakan kepada pers pada 29 Juni 1950, jika AS tidak berperang.