Penulis
Intisari-online.com -Amerika rupanya berang dengan niat Beijing menjadi pemimpin dunia, menggeser Washington.
Oleh karenanya, fokus hubungan luar negeri AS saat ini adalah untuk menjegal China.
Meskipun administrasi Presiden Donald Trump sebentar lagi berakhir, tapi hal itu tidak menghentikan mereka membuat rencana untuk jegal China.
Ambisi China menggantikan AS sebagai negara adidaya dunia tidak bisa diabaikan AS begitu saja.
Dilansir dari South China Morning Post, dalam laporan setebal 74 halaman yang pertama kali dilaporkan oleh Axios, kebijakan Kementerian Luar Negeri AS merincikan langkah-langkah yang seharusnya diambil Washington untuk merespon niat Beijing membalik tatanan dunia.
Menurut laporan tersebut, AS seharusnya mempertahankan militer terkuat dunia, memperkuat tatanan internasional yang terbuka dan berdasarkan aturan, mengevaluasi kembali dan memperkuat sistem aliansinya, mendidik publik AS tentang tantangan China, serta membatasi dan menghalangi keputusan Partai Komunis China sebagaimana diperlukan.
"Tujuan Partai Komunis tidak hanya mengganggu tatanan dunia, urutan yang dibuat di negara bebas dan berdaulat, mengalir dari prinsip universal yang ditemukan Amerika, dan menguntungkan kepentingan Amerika, sehingga untuk mengubah tatanan dunia, menempatkan Republik Rakyat China di pusatnya dan menyediakan panggung untuk tujuan otoritarian Beijing dan ambisi hegemoni mereka sangat salah," tulis laporan tersebut.
Laporan itu menggarisbawahi strategi militer China, membentuk kembali institusi internasional, ideologi Marxisme-Leninisme, hiper-nasionalisme dan penekanan kepada warganya dianggap sebagai pandangan jangka panjang bagi kerangka kebijakan China yang akan menghalangi siklus pemilihan jangka pendek dan menggugurkan birokrasi yang telah disusun baik oleh Amerika.
Sejatinya ketegangan AS dan China mengakar pada perbedaan jenis ideologi yang ditanggung kedua negara.
Kemiripan dengan kebijakan memulai Perang Dingin
Analis China mengatakan laporan itu adalah versi modern dari laporan diplomat AS tahun 1946, George Kennan, yang berjudul "Long Telegram".
Bedanya, jika Long Telegram menggarisbawahi strategi baru untuk hubungan diplomasi dengan Uni Soviet, kali ini menggarisbawahi diplomasi dengan China.
Menariknya, laporan Long Telegram kemudian menjadi dasar tindakan AS memulai Perang Dingin.
"Merilis laporan ini sekarang artinya meniru pemikiran Kennan dalam menahan kekuatan Uni Soviet, membantu untuk membentuk dasar bagi kebijakan 'penahanan' terhadap China dan melawan kebijakan administrasi baru kepada China," jelas Wei Zongyou, profesor yang ahli dalam hubungan China dan AS di Fudan University.
Artinya, Trump sama sekali tidak percaya dengan kebijakan yang mungkin akan diambil oleh Biden.
"Ia tidak ingin memberikan ruang bagi Biden untuk cairkan suasana kedua negara."
Di bawah adminstrasi China, AS telah melakukan pendekatan kasar kepada Beijing yang telah menyertai konsensus yang berkembang bahwa kebijakan "keterlibatan" selama beberapa dekade telah gagal untuk membuat China liberal.
Laporan tersebut mengatakan telah ada kesadaran yang berkembang bahwa Partai Komunis telah memicu "era baru persaingan dua kekuatan besar" dengan ketegangan yang dipicu pandemi virus Corona.
Meski begitu, ahli hubungan Amerika dari Academy of Social Sciences China, Liu Weidong mengatakan laporan tersebut kecil kemungkinan sebabkan China panik.
Pasalnya tidak ada kemungkinan jika laporan itu akan ditindaklanjuti oleh administrasi Joe Biden.
"Masa jabatan Trump hampir berakhir dan aksinya hanya berniat menciptakan tercapainya model atau suatu kenyataan untuk Biden." ujar Liu.
"Kurasa ini tidak akan menimbulkan dampak besar kepada hubungan AS dan China karena banyak politikus AS yang mengkritik China bahkan dengan retorika lebih ekstrim.
"Dan juga hubungan AS dan China masih saja seperti ini, bukan? Semua orang tahu hubungan kedua negara tidak baik dan dokumen ini tidak akan sebabkan hubungan kedua negara semakin memburuk, karena tidak ada ruang lagi untuk penurunan kondisi hubungan kedua negara."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini