Find Us On Social Media :

Bergerak Sangat Rahasia, Kim Jong-Un Kirim Mata-mata Tingkat Tinggi ke Jantung Eropa, Korea Utara Ingin Mereka Lancarkan Tugas Ilegal Ini

By Mentari DP, Rabu, 9 Desember 2020 | 11:30 WIB

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Intisari-Online.com - Korea Utara dikenal sebagai negara tertutup.

Walau begitu, bukan berarti Korea Utara selemah yang dibicarakan.

Bahkan diam-diam Korea Utara sangat memerhatikan negara lain.

Misalnya kejadian di bawah ini.

Baca Juga: Meski Dijuluki Pasukan Elite, Ternyata Kopassus Pernah Diremehkan Thailand, Tetapi Langsung Bungkam dan Buat Dunia Tercengang Setelah Selesaikan Misi Ini dalam 3 Menit

Sebuah laporan intelijen dari Austria memperingatkan, mata-mata Korea Utara beroperasi dari jantung Uni Eropa.

Ibukota Austria, Wina, dianggap sebagai pusat operasi intelijen Kim Jong-un di Eropa.

Pejabat intelijen Barat melaporkan pejabat tinggi Korea Utara dan agen spionase telah melewati Austria untuk melakukan misi pengadaan ilegal dan operasi intelijen. 

Sebuah laporan intelijen tahunan dari Austria mengatakan aktor intelijen beroperasi baik di Austria dan melawan kepentingan Austria.

Baca Juga: Padahal Kim Jong-Un Sudah Klaim Bebas Virus Corona dan Dapat Vaksin dari China, Tapi Mendadak Perketat Perbatasan Korea Utara-China, Dampaknya Bisa Buat Warga di Sana Mati Kelaparan

Melansir Express.co.uk, laporan tersebut mengatakan operasi ini dilakukan melalui jaringan bisnis lokal dan memungkinkan akses ke Uni Eropa dan organisasi multinasional.

Menurut laporan PBB, Kedutaan Besar Korea Utara di Wina digunakan untuk kegiatan ilegal dengan tujuan menghasilkan pendapatan ilegal.

Ini juga berlaku untuk kedutaan besar Korea Utara di negara lain.

Wina juga dianggap sebagai pusat penyelundupan narkotika gelap dan operasi senjata Pyongyang.

Menurut analisis terpisah oleh Bloomberg, rezim Korea Utara menggunakan Wina sebagai pintu gerbang ke Eropa untuk mata-matanya.

Pejabat intelijen Eropa dan AS menginformasikan bahwa Korea Utara telah menanam sepuluh agen keamanan negara di dalam UE.

Seorang agen spionase tingkat tinggi beroperasi secara teratur di luar Wina, kata mereka.

Salah satu pekerjaan utama agen-agen Korea Utara ini adalah memantau staf diplomatik rezim tertutup itu sendiri di ibu kota Eropa.

Mata-mata juga digunakan untuk melacak warga Korea Utara yang mencoba melarikan diri dari cengkeraman rezim.

Austria bisa menjadi pusat yang dipilih untuk agen spionase Korea Utara karena hubungan keluarga Kim dengan negara berbahasa Jerman tersebut.

Baca Juga: Pantas Kim Jong-Un Santai-santai Hadapi Pandemi Virus Corona, Ternyata Korea Utara Sudah Dapatkan Vaksin dari China, Diktator Itu Bahkan Telah Disuntik

Wina adalah rumah bagi lembaga keuangan terakhir Korea Utara yang beroperasi di dalam UE.

Golden Star Bank terletak di Wina sebelum diperintahkan untuk ditutup lebih dari satu dekade lalu.

Trem yang digunakan Kim Jong-un untuk menghadiri KTT Korea pada tahun 2018 dibangun di Austria dan pistol Glock yang digunakan rezim diproduksi di negara tersebut.

Operasi Korea Utara di Austria dan tempat lain di Eropa menjadi semakin penting bagi Kim karena negaranya berjuang di bawah sanksi ekonomi internasional.

Perekonomian Korea Utara anjlok karena konsekuensi dari pandemi virus corona.

Di sisi lain, nilai perdagangan Korea Utara dengan China, yang menjadi garis kehidupan finansialnya, menyusut 73% hingga September dan akan jatuh 80% pada akhir tahun.

Kim Jong-un telah mengisyaratkan kesengsaraan ekonomi negaranya dengan mengatakan kepada para pemimpin partai bahwa negara tersebut menghadapi tantangan yang tak terduga dan tak terelakkan.

Sementara itu, mengutip Express.co.uk, Kementerian Dalam Negeri Austria mengatakan mereka tidak dapat menanggapi komentar tentang agen Korea Utara yang beroperasi di dalam perbatasan negara.

(Barratut Taqiyyah Rafie)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Intelijen Austria: Kim Jong Un mengirim mata-mata ke jantung Eropa")

Baca Juga: Sama-sama Pasukan Elite yang Dapat Latihan Militer Keras, Ternyata Pengawal Khusus Kim Jong-Un dan Paspampres Punya Banyak Kemiripan, 'Jika Bertemu, Mereka Sudah Paham'