Find Us On Social Media :

Pantas Saja Penyebarannya Semakin Menjadi-jadi Bahkan Tak Terbendung, Ternyata Ada Ratusan Mutasi Virus Corona Bermunculan di Seluruh Dunia, Ahli Tak Bisa Berbuat Apa-apa

By Mentari DP, Rabu, 2 Desember 2020 | 09:30 WIB

Ilustrasi virus corona (Covid-19).

Intisari-Online.com - Virus corona (Covid-19) pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir tahun 2019 lalu.

Nyaris hampir setahun pandemi terjadi, belum ada tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat.

Malahan beberapa negara melaporkan lonjakan kasus virus corona.

Berdasarkan data dari Worldometers.info pada Rabu (2/12/2020), ada 64.188.950 kasus positif virus corona.

Baca Juga: Optimis Kalahkan Amerika dari Sektor Teknologi, China Sukses Daratkan Pesawat Ruang Angkasa Robot di Bulan, Geser Rekor Uni Soviet 44 Tahun

Sementara ada 1.486.609 kasus kematian dan 44.437.980 lainnya telah dinyatakan sembuh.

Tentu kita berharap ada berita baik mengenai pandemi virus corona menjelang akhir tahun.

Namun nyatanya tidak.

Dilaporkan kini ada ratusan mutasi virus corona yang terdaftar di berbagai belahan dunia.

Baca Juga: Tanpa Gunakan Militer, Ternyata Israel Punya Cara Licik yang Perlahan Buat Orang Palestina Mau Meninggalkan Tanah Kelahirannya, Ini Rahasianya

Meskipun begitu, dampaknya masih belum dipelajari lebih lanjut.

Seorang pakar virus Rusia menyampaikan bahwa sejak virus corona baru muncul akhir tahun lalu.

Dan sekarang virus sudah mampu berubah dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang beragam.

 

"Kita tahu bahwa virus itu bermutasi, dan telah ada ratusan mutasi berbeda di seluruh dunia."

"Bukti penelitian tentang bagaimana mutasi tersebut memengaruhi perilaku virus masih langka (dipelajari)," ungkap Alexander Lukashev, virologist dari Sechenov First Moscow State Medical University dalam wawancaranya dengan Rossiya-24 TV, Selasa (2/12/2020).

Dikutip dari TASS, Lukashev juga menjelaskan bahwa satu penelitian yang dilakukan di AS mengungkap virus bereplikasi sepuluh kali lebih lambat daripada jenis aslinya.

Berdasarkan temuan tersebut, peneliti percaya ini merupakan langkah awal menuju penurunan virulensi dalam proses mengadaptasi dirinya sendiri ke inang baru.

"Tapi kami tidak bisa mengatakan dengan pasti apakah tingkat kematian akan bisa menurun," lanjut Lukashev.

Menurut Lukashev, tingkat kematian yang telah diamati sejauh ini tidak mencerminkan kinerja dan prevalensi virus.

Data hanya menunjukkan berapa banyak kasus ringan yang terdaftar.

Baca Juga: Sesumbar Sebut Miliki Militer Terkuat di Bumi Sehingga Berani Ancam Amerika, Tak Disangka Pasukan Militer China Ternyata Bobrok, Bahkan Dianggap Terlemah di Dunia, Kok Bisa?

Penurunan jumlah kasus di beberapa wilayah tidak terjadi karena mutasi virus, melainkan.

Ini karena banyak kasus ringan yang tidak terdaftar dan diatasi dengan tepat.

Virus corona baru dilaporkan pada Desember 2019

Pada akhir Desember 2019, otoritas China memberi laporan kepada WHO tentang wabah pneumonia misterius yang muncul di kota Wuhan.

Sejak saat itu, penyakit akibat virus tersebut dinamai COVID-19 dan mulai muncul di seluruh dunia.

Pada 11 Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi.

(Prihastomo Wahyu Widodo)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Makin tak terbendung, ratusan bentuk mutasi virus corona muncul di seluruh dunia")

Baca Juga: Menangkan Arizona, Joe Biden Makin Mantap Jadi Presiden AS, Langsung Buat Donald Trump Mencak-mencak Tak Terima dan Klaim Penipuan, 'Saya Selalu Dijahati Dunia'