Penulis
Intisari-Online.com - Menduduki Timor Leste selama 24 tahun, tak jarang Indonesia dicap sebagai penjajah yang kejam.
Kenangan rakyat Timor Leste atas pendudukan Indonesia mungkin lebih banyak tentang pertumpahan darah yang terjadi.
Berbagai kerusuhan terjadi di Timor Leste selama menjadi bagian dari wilayah Indonesia.
Peristiwa berdarah yang mungkin paling diingat adalah insiden Santa Cruz, beberapa tahun sebelum referendum Timor Leste.
Bahkan, di ujung waktu Timor Leste menjadi bagian wilayah Indonesia, kerusuhan juga terjadi, yaitu setelah hasil referendum diumumkan yang dikenal sebagai krisis Timor Timur 1999.
Di bawah pemerintahan Indonesia, Timor Leste disebut menderita.
Konflik, kepalaran, hingga penyakit menjadi beberapa alasan yang membuat rakyat Bumi Lorosae ingin berpisah dari Indonesia.
Namun, nyatanya bukan hanya Indonesia yang menjadi penjajah Timor Leste, bangsa ini lebih dulu menjajah wilayah berjuluk Bumi Lorosae itu.
Ya, itu adalah bangsa Portugis yang datang ke Timor Leste pada abad ke-15.
Bahkan, bangsa Portugis menjajah Timor Leste selama ratusan tahun.
Meski sama-sama penjajah seperti Indonesia, Portugis justru memiliki hubungan khusus dengan Timor Leste.
Melansir dw.com (15/1/2009), Timor Leste lepas dari Indonesia dan memperoleh kemerdekaan penuh pada tahun 2002, tetapi hubungan dengan Portugal tetap penting - hubungan yang strategis sekaligus sentimental.
Pada tahun 90-an, bintang rock Portugis Luis Represas menyanyikan lagunya 'Aí Timor' berkali-kali untuk meningkatkan kesadaran tentang penderitaan orang Timor di bawah pendudukan Indonesia.
Itu membantu memacu pemerintah Portugal untuk melobi di forum global untuk hak penentuan nasib sendiri Timor.
Bahkan sebelum kemerdekaan pada Mei 2002, para pemimpin Timor memberi isyarat bahwa bahasa Portugis akan menjadi salah satu dari dua bahasa resmi, bersama dengan Tetum, bahasa lokal yang paling tersebar luas.
Hal itu meskipun hampir 5% penduduk Timor Timur berbicara bahasa Portugis, sementara lebih dari 40% berbicara bahasa Indonesia.
Tautan Bahasa
Menteri Luar Negeri Timor Leste (2007-2012), Zacarias da Costa, adalah contoh hubungan yang mengikat elite Timor ke Portugal; dia tumbuh dan menghabiskan sebagian hidupnya di Lisbon.
Portugal pun berkomitmen menjaga hubungan istimewa itu.
Portugal pun membantu pembangunan institusi di bidang-bidang seperti keadilan, tetapi tekanan terbesar ada pada pendidikan: staf dan bahan-bahan untuk pengajaran bahasa Portugis.
João Cravinho, saat menjabat sekretaris negara untuk pembangunan, menekankan bahwa investasi Portugal dalam bahasa tersebut untuk menanggapi permintaan lokal.
José Filipe Pinto, seorang profesor di Lisbon's Universide Lusófona yang pada 2009 meluncurkan sebuah buku tentang hubungan antara komunitas-komunitas berbahasa Portugis.
Ia mengungkapkan bahwa pilihan Timor Leste akan bahasa Portugis sebagai bahasa resmi, dan upayanya untuk membangun hubungan dengan negara-negara tempat bahasa itu digunakan sebagai sebuah strategi.
"Negara-negara tetangga tidak berteman dengan Timor di masa lalu," katanya.
"Dan bahasa dapat memainkan peran penting dalam penegasan ini, dalam pernyataan tentang Timor sebagai negara merdeka," katanya.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari