Find Us On Social Media :

Merasa Terpojokkan Hanya Karena Dua Negara Ini Bersatu, China Mencak-mencak Tak Terima Jika Jepang-Australia Jalin Koalisi, Sebut Hanya Akan Memperkeruh Perdamaian

By Maymunah Nasution, Jumat, 20 November 2020 | 19:02 WIB

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison "berjabatan siku" setelah sepakati perjanjian dua negara menjaga stabilitas Pasifik

Sementara itu Wakil Laksamana William Merz, komandan Armada Ketujuh Angkatan Laut AS yang berkantor pusat di Jepang, mengatakan dalam konferensi meja bundar "perjanjian semacam itu sangat membantu dan mendorong semua orang di kawasan ini.

"Kami sangat mendukung perjanjian itu dan kami berharap dapat melaksanakannya bersama mereka."

Merz, yang berbicara dengan Letnan Jenderal H. Stacy Clardy, komandan pasukan Ekspedisi Marinir III di Okinawa, mengatakan kerja sama yang lebih besar di kawasan itu tidak ditujukan untuk China.

"Tidak ada upaya untuk menahan China atau siapa pun.

Baca Juga: Puluhan Tahun Kembangkan Senjata Nuklir Demi Saingi Amerika, China Sesumbar Punya Senjata Nuklir yang Diklaim Akan Buat AS Bertekuk Lutut Pada Mereka

"Kami mencoba menciptakan lingkungan inklusi," jelasnya.

Beijing sendiri menganggap Quad, persekutuan AS, India, Jepang dan Australia, sebagai "mini-NATO".

NATO atau Organisasi Perjanjian Atlantik Utara dibentuk untuk memberikan keamanan kolektif terhadap gerakan Uni Soviet saat itu.

Sampai saat ini NATO masih dianggap musuh bagi Rusia, karena NATO mulai memasukkan beberapa negara Eropa Timur yang dulunya merupakan bagian dari Blok Timur.

Baca Juga: Masa Jabatan Trump Segera Berakhir, Pemimpin Asia Pasifik Tetap Khawatir AS-China Bakal Bentrok di Laut China Selatan