Find Us On Social Media :

Nyaris 19 Tahun Berperang, Donald Trump Tarik Ribuan Pasukan AS dari Afghanistan, Tercatat Gelontorkan Miliaran Dolar untuk Gulingkan Taliban dan Al-Qaeda

By Mentari DP, Kamis, 19 November 2020 | 11:45 WIB

Pangkalan militer AS.

Intisari-Online.com - Sebelum kalah dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2020, Donald Trump sempat mencoba mengakhiri konflik dan mencapai kesepakatan damai di Afghanistan.

Dilansir dari bbc.com pada Kamis (19/11/2020), Presiden Donald Trump sering mengatakan bahwa dia ingin membawa pulang tentara dari perang terlama ke AS.

Jika benar, maka berapa banyak yang telah dihabiskan AS di Afghanistan sejak perang dimulai.

AS menginvasi Afghanistan pada Oktober 2001 untuk menggulingkan Taliban, yang mereka katakan menyembunyikan Osama bin Laden dan tokoh-tokoh Al-Qaeda lain yang terkait dengan serangan 9/11.

Baca Juga: Bukan Hal Mustahil Negera Sekelas Indonesia Bisa Kalahkan Amerika, Jusuf Kalla Ternyata Pernah Beberkan Rahasia Ini Supaya TNI Bisa Kalahkan AS, Ini Kuncinya

Jumlah pasukan AS di Afghanistan bertambah ketika Washington menggelontorkan miliaran dolar untuk memerangi pemberontakan Taliban dan mendanai rekonstruksi.

Antara 2010 hingga 2012, dilaporkan AS mengirim lebih dari 100.000 tentara di negara itu.

Oleh karenanya, biaya perang meningkat menjadi hampir 100 miliar US Dollar setahun, menurut angka pemerintah AS.

Ketika militer AS mengalihkan fokusnya dari operasi ofensif dan lebih berkonsentrasi pada pelatihan pasukan Afghanistan, biaya turun tajam.

Baca Juga: Kopaska TNI AL Tempati Urutan 4 Pasukan Elite dengan Tampilan Paling Menyeramkan di Dunia, Nomor 1 dapat Julukan 'Pasukan dari Neraka', Sebegini Hebat Kekuatan Mereka

Antara 2016 dan 2018, pengeluaran tahunan sekitar 40 miliar US Dollar, dan perkiraan pengeluaran untuk 2019 (hingga September 2020) adalah 38 miliar US Dollar.

Menurut Departemen Pertahanan AS, total pengeluaran militer di Afghanistan (dari Oktober 2001 hingga September 2019) adalah 778 miliar US Dollar (Rp11.052.345.800.000.000 atau Rp11 Kuadriliun).

Selain itu, Departemen Luar Negeri AS - bersama dengan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan badan pemerintah lainnya - menghabiskan 44 miliar US Dollar untuk proyek rekonstruksi.

Itu membuat total biaya, berdasarkan data resmi, menjadi 822 miliar US Dollar (Rp12.529.780.200.000.000 atau Ro12,5 Kuadriliun) sejak perang dimulai pada 2001.

Tetapi itu tidak termasuk pengeluaran apa pun di Pakistan, yang digunakan AS sebagai basis untuk operasi terkait Afghanistan.

Sebuah studi independen yang dilakukan oleh Proyek Biaya Perang Universitas Brown berpendapat bahwa angka resmi AS untuk perang Afghanistan adalah perkiraan yang terlalu rendah.

Dikatakan bahwa Kongres telah menyetujui dana sebesar sekitar satu triliun dolar untuk Afghanistan dan juga untuk Pakistan.

Neta Crawford, salah satu direktur Cost of the War Project, juga mengatakan ini "tidak termasuk biaya lain untuk perawatan veteran perang, uang yang dihabiskan untuk departemen pemerintah lainnya untuk kegiatan yang berhubungan dengan perang dan biaya bunga untuk hutang yang dikeluarkan untuk membayar konflik."

Jika Anda memperhitungkannya, biayanya mendekati dua triliun dolar, tambahnya.

Baca Juga: Sat-81, Pasukan Elite dan Terbaik Milik Kopassus yang Dibentuk Prabowo Subianto dan Luhur Panjaitan, Serba Rahasia dan Misterius Tapi Begitu Kuat

Bagaimana dengan korban jiwa?

Sejak perang melawan Taliban dimulai pada tahun 2001, pasukan AS telah menderita lebih dari 2.300 kematian dan sekitar 20.660 tentara terluka dalam aksi tersebut.

Menurut angka resmi, sekitar 13.000 personel militer AS berada di Afghanistan pada Desember 2019.

Tetapi ada juga hampir 11.000 warga sipil AS yang bekerja sebagai kontraktor.

Sementara untuk pasukan keamanan dan warga sipil Afghanistan, Presiden Ghani mengatakan tahun lalu bahwa lebih dari 45.000 anggota pasukan keamanan Afghanistan telah terbunuh sejak dia menjadi presiden pada tahun 2014.

Pemerintah AS dan Afghanistan biasanya tidak mempublikasikan jumlah korban tewas di Afghanistan.

Namun, beberapa laporan media mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir kematian pasukan keamanan Afghanistan sangat tinggi, terkadang rata-rata 30-40 kematian sehari.

Dan menurut Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan (Unama), lebih dari 100.000 warga sipil telah terbunuh atau terluka sejak secara sistematis mulai mencatat korban sipil pada tahun 2009.

Baca Juga: Semua Misi Nyaris 100% Sukses, Inilah Koopssus TNI, Pasukan Elite Indonesia yang Jago di Darat, Laut, dan Udara, 'Hanya Bisa Diperintah oleh Presiden Jokowi'