Penulis
Intisari-online.com -Kasus korupsi 1MDB ternyata belum berakhir.
Pihak pengadilan Malaysia bertekad untuk menangkap semua yang terlibat.
Sehingga meskipun mantan Perdana Menteri dan Ibu Negaranya, Najib Razak dan Rosmah Mansor telah ditangkap, Malaysia masih belum menutup kasus ini.
Rupanya ada tangkapan lebih besar daripada sosok mantan perdana menteri.
Perdana menteri hanyalah bidak catur dalam permainan korupsi terbesar Malaysia tersebut.
Dalang kasus itu sendiri belum tertangkap.
Selain si dalang, keterlibatan perusahaan internasional yaitu Goldman Sachs masih sulit diusut karena kurangnya bukti.
Dalang kasus itu adalah Jho Low, yang sudah buron sejak 2015 silam.
Ia yang memberikan semua bukti tunjukkan keterlibatan semua pihak yang bisa disalahkan dalam kasus itu, kecuali dirinya sendiri.
Jho Low diketahui memiliki mitra bisnis 1MDB di Timur Tengah.
Abu Dhabi selalu diam saat ditanyai keterlibatan mereka dalam skandal 1MDB.
Namun si dalang penipuan finansial tersebut menyebut ibukota Uni Emirat Arab jelas-jelas terlibat.
Dalam wawancara eksklusif yang didapatkan oleh Al Jazeera, Low mengatakan "Kenyataannya, warga Abu Dhabi memang mengambil uang tersebut.
"Diskusi terakhir dengan mereka adalah apapun yang kuselesaikan dengan Kementerian Hukum untuk membayar obligasi 1MDB, Anda semua harus mencocokkan jumlah yang sama, yang mungkin mendekati satu miliar Dolar," paparnya.
Selama panggilan telepon dengan Malaysia, Low mengungkapkan jika ia berada di China dan membahas kemungkinan pertemuan di Hong Kong atau Macau.
Namun saat penyidik 1MDB Malaysia mengatur pertemuan di Macau, ia melarikan diri ke Uni Emirat Arab sehari sebelumnya.
"Karena seluruh surat perintah penangkapan, Anda tahu, secara efektif rakyat UEA tidak menganggapnya aman.
"Jadi saya baru saja masuk ke Dubai."
Selanjutnya dia mengungkapkan bagaimana UEA menjadi negara 'ultra-paranoid'.
"Jadi saya pikir ini akan menjadi tantangan bagi saya untuk mendapatkan izin untuk bertemu," jelasnya lagi.
Mendapatkan bantuan tingkat tinggi dari pemerintah
Jho Low memiliki dua Red Notice dari Interpol, dikeluarkan dari Singapura tahun 2016 dan Malaysia tahun Juni 2018.
Ia juga memiliki surat perintah penangkapan aktif AS.
Selain itu ia memiliki paspor Malaysia, tapi paspor yang ia beli dari St Kitts dan Siprus dibatalkan.
Namun ia tampaknya belum mengalami kendala dalam lakukan berpindah tempat.
Sebelum pemilu Malaysia 2018, ia terbang masuk dan keluar Thailand secara teratur dengan jet pribadi.
Pada September 2019 dia dilaporkan terbang ke Kuwait.
Al Jazeera telah melihat dokumen izin penerbangan resmi yang mengonfirmasi laporan sebelumnya oleh Asia Times yang berbasis di Hong Kong, bahwa pada November 2019 ia terbang dengan jet Gulfstream dari Bangkok ke Dubai singgah selama tiga hari di Ahmedabad India.
Baca Juga: KPK Akhirnya Menangkap Tersangka Penyuap Nurhadi Setelah 8 Bulan Buron, Ini Kronologinya
Menurut dokumen itu, dia bepergian dengan paspor yang sebelumnya dirahasiakan dari negara Karibia lain, Grenada.
Terlepas dari Red Notice Interpol terhadap Jho Low, polisi Malaysia mengatakan bahwa mereka tidak diberi tahu oleh pihak berwenang bahwa dia telah tiba atau berangkat dari negara-negara tersebut.
Bill McMurry memberi tahu Al Jazeera bahwa satu-satunya cara Jho Low dapat terus melakukan perjalanan “adalah melalui korupsi dan melalui bantuan pemerintah tingkat tinggi”.
Tapi mantan agen khusus FBI itu masih berharap bisa menangkap buronan itu.
“Jika dia memiliki sumber daya penuh dari satu atau lebih pemerintah untuk membantunya mempertahankan statusnya sebagai buronan, akan sulit untuk mendapatkan mereka, tapi bukan tidak mungkin,” dia memberanikan diri.
Polisi Malaysia dengan tegas telah menyatakan bahwa mereka tahu Jho Low tinggal di Macau, tetapi China dengan tegas membantahnya.
Sumber terpisah di Malaysia dan Macau mengkonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa buronan telah tinggal di ibu kota perjudian Asia setidaknya sejak Februari 2018 di sebuah rumah milik seorang anggota senior Partai Komunis China.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini