Selanjutnya Nikol dituduh melanggar konstitusi itu.
Nikol Pashinyan menjabat mulai tahun 2018 saat ia memimpin revolusi damai di negara pecahan Uni Soviet itu.
Gencatan senjata membuat Armenia sepakat menarik pasukan mereka dari Nagorno-Karabakh.
Termasuk dari wilayah yang sudah susah-susah dimenangkan dari Azerbaijan tahun 1990-an dulu.
Nikol menyebutkan bahwa jika ia tidak menyepakati gencatan senjata itu, Armenia akan mengalami kekalahan lebih besar.
Ia sebutkan hal itu dalam Facebooknya, yang kemudian dikomentari oleh pemimpin etnis Armenia di Karabakh, Arayik Harutyunyan.
Perdana menteri mengatakan ia telah mengambil keputusan menyakitkan mengikuti "analisis mendalam dari situasi militer" untuk sepakat dengan gencatan senjata itu.
Selanjutnya ia setuju berikan tiga wilayah kepada Azerbaijan: Aghdam, Lachin dan Kalajabr.