Pilinan Rambut Asli Diturunkan dari Ibu, Nenek, dan Buyut, Lalu Seterusnya hingga Besar! Anak Perempuan di Suku Ini Mengenakan Konde yang Terbuat dari Rambut Leluhurnya

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

kita dapat dapat melihat beragam hiasan kepala khas masing-masing daerah setiap ada upacara pernikahan yang digelar sesuai adat.

Intisari-Online.com - Pakaian adat daerah di Indonesia sering kali dilengkapi dengan berbagai hiasan kepala.

Umumnya, kita dapat dapat melihat beragam hiasan kepala khas masing-masing daerah setiap ada upacara pernikahan yang digelar sesuai adat.

Namun, bukan hanya orang Indonesia yang mengenakan hiasan kepala.

Masyarakat suku Qing Miao juga punya hiasan kepala berupa konde atau sanggul yang berukuran besar.

Baca Juga: 'Mampu Menyerang Amerika Serikat,' Kim Jong-un Diperkirakan Punya 60 Hulu Ledak Nuklir, Posisi Korsel-Jepang-China Terancam

Konde Khas Suku Miao

Di Desa Longjia di Gaoxing, Tiongkok, tinggallah suku Qing Miao yang memiliki adat istiadat yang unik.

Suku ini juga dikenal dengan nama suku Longhorn Miao.

Perempuan suku Qing Miao memiliki budaya mengenakan hiasan kepala yang sangat besar.

Baca Juga: Waduh Gawat, Hubungan Korut-AS Diprediksi Memburuk Pasca Joe Biden Menang, Korea Utara Bisa Lakukan Uji Nuklir Menjelang Pelantikan, Ini Sinyalnya

Ini adalah adat yang diwariskan turun-temurun dari leluhur suku Miao di Desa Longjia.

Mereka mengenakan konde itu untuk mengenang para leluhur.

Dibuat dari Rambut Asli

Baca Juga: 8 Helikopter dan Puluhan Kendaraan serta Peralatan Didatangkan Bersamaan dengan 400 Tentara ke Armenia, Ada Apa?

Rambut yang dijadikan konde suku Qing Miao ini dibuat dari rambut ibu dalam setiap keluarga.

Jika dilihat, rambut panjang yang digunakan sebagai konde oleh anak perempuan suku Qing Miao terlihat hanya terbuat dari benang saja.

Namun, sebenarnya konde itu sudah dicampur dengan rambut asli.

Karena warnanya sama-sama hitam, helai-helai rambut jadi tenggelam di antara benang.

Baca Juga: Usianya Mencapai 3.000 Tahun, Israel Ungkap Benteng Era Raja Daud di Wilayah Golan yang Diduduki, Ada Apa di Balik Potongan Teka-teki Ini?

Para leluhur suku Qing Miao tidak mengumpulkan rambut dengan memotongnya, melainkan rambut dikumpulkan dari helai-helai rambut yang rontok saat mereka menyisir rambutnya.

Para leluhur mengumpulkan rambut sedikit demi sedikit sampai akhirnya ada cukup banyak rambut untuk dijadikan konde.

Sayangnya, suku-suku Miao tidak memiliki catatan sejarah tertulis sehingga asal mula tradisi itu tidak diketahui kapan dimulainya.

Budaya yang Masih Berjalan

Baca Juga: Telah Tampung 1,6 Juta Jenazah, Kuburan Terbesar Iran Kewalahan Tampung Lonjakan Jumlah Jenazah akibat Covid-19

Setiap anak perempuan di suku Qing Miao akan mewarisi pilinan rambut untuk membuat konde yang sudah diturunkan dari ibunya, neneknya, buyutnya, dan seterusnya.

Untuk membuat konde, masyarakat suku Qing Miao mulai membuatnya dari sebuah bingkai kayu seperti sisir yang bentuknya mirip tanduk.

Kemudian, rambut mulai digulungkan ke atas dan dibentuk.

Baca Juga: Asyik Memprotes Hasil Pilpres AS 2020, Donald Trump Malah Sekarang Tunjukkan Gelagat Malas Bekerja, Lihat Saja Jadwal Hariannya Ini, 'Padahal Dia Masih Presiden'

Nah, setelahnya, benang berwarna putih digunakan untuk mengikat rambut agar kuat dan tatanannya tidak bergeser.

Selain untuk mewarisi budaya turun-temurun, anak perempuan suku Qing Miao juga lebih percaya diri saat mengenakan konde itu.

Baca Juga: Coba Minum Air Rebusan Daun Kemangi Setiap Hari yang Direbus Selama 10 Menit, Niscaya Penyakit Mengerikan Ini Tak Akan ‘Mampir’ ke Tubuh Anda

(*)

Artikel ini telah tayang di Bobo.grid.id dengan judul "Di Desa Ini, Anak Perempuan Mengenakan Konde dari Rambut Leluhurnya"

Artikel Terkait