Find Us On Social Media :

Parno Soal Senjata Nuklir Korea Utara, Korea Selatan Minta Bantuan kepada Joe Biden

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 11 November 2020 | 15:30 WIB

Rudal balistik Korea Utara KN-23.

Intisari-Online.com - Menteri luar negeri Korea Selatan mengatakan pada hari Selasa bahwa dia telah menyampaikan perlunya pemerintahan Presiden terpilih AS Joe Biden untuk memberikan perhatian untuk menggelar pertemuan tingkat tinggi.

Hal ini untuk membuka kembali pembicaraan denuklirisasi dengan Korea Utara selama pertemuan di Amerika Serikat pada minggu ini.

Menteri Luar Negeri Korsel Kang Kyung-wha bertemu dengan sejumlah sekutu Biden di Washington, termasuk Senator Demokrat Chris Coons dan Chris Murphy dan John Allen, kepala think tank Brookings Institution setelah tiba di Amerika untuk melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Kang mengatakan dia menyampaikan komitmen pemerintah Korea Selatan untuk memajukan aliansi dan bekerja sama dalam masalah Korea Utara, sambil mendengar tentang pandangan Biden tentang masalah kebijakan luar negeri selama pertemuan tersebut.

Baca Juga: Harapan China Bertepuk Sebelah Tangan, Pakar Ungkap Hubungan AS-China Tak Akan Berubah Meski Biden Telah Terpilih Jadi Presiden AS

"Saya menyoroti perlunya memperkuat upaya diplomatik untuk mencapai tujuan penghentian nuklir sepenuhnya di semenanjung Korea mengingat urgensi masalah nuklir Korea Utara," katanya kepada wartawan.

"Saya memberi penekanan khusus pada pentingnya segera memulai kembali dialog AS-Korea Utara sebagai masalah yang membutuhkan prioritas," ujar dia.

Kantor Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan secara terpisah pada hari Rabu bahwa pihaknya akan menggelar panggilan telepon antara Moon dan Biden pada hari Kamis.

Kang mengatakan dia berharap untuk melakukan diskusi formal awal setelah Biden dilantik, membangun pengalaman masa lalu bekerja dengan pemerintahan Demokrat.

Baca Juga: Mengapa Timor Leste Diam Saja Saat Australia Mengeruk Ladang Minyaknya? Rupanya Negara Itu Juga Alami Kutukan Ledakan Penduduk Usia Dini, Buat Tak Ada Orang yang Cakap Mengurusi Negaranya, 'Hanya Ada Milenial'