Advertorial

Sanksi PBB Bukan Berarti Buat Korea Utara Tidak Mendapat Bantuan Kemanusiaan Sama Sekali, Terbukti dari Bantuan Korea Selatan yang Terus Mengucur Meski Kedua Negara Suka Bentrok Satu Sama Lain

May N

Editor

Intisari-online.com -Bukan rahasia lagi jika Korea Utara dan Korea Selatan sedang dalam keadaan perang.

Namun hal tersebut seperti tidak tampak karena kedua negara sepakat lakukan gencatan senjata.

Meski begitu, kedua negara seperti tidak lupa bahwa mereka dulunya satu kerajaan utuh di semenanjung Korea.

Hal itu mungkin yang membuat Korea Selatan sering membantu Korea Utara.

Baca Juga: Korea Utara 'Tidak Senang' dengan Kemenangan Biden, Pakar Sebut Kim Jong-un Bisa Bikin 'Ulah' Lakukan Hal Ini: Pyongyang Akan Sangat Tidak Bahagia

Melansir Reuters, Korea Selatan rupanya sudah sering memberikan bantuan terutama bantuan pangan dan kemanusiaan kepada Korea Utara.

Hanya saja bantuan tersebut diberikan tidak secara langsung.

Sejak tahun 2008, Korea Selatan memberikan bantuan kemanusiaan dalam program bantuan PBB di Korea Utara.

Namun bantuan terbesar kepada Korea Utara sampai saat ini tercatat dilakukan oleh Korea Selatan tahun 2019 lalu.

Baca Juga: Miris, Analisis Ini Sebut Timor Leste Satu Dari 19 Negara yang Ekonominya Tertekan Padahal Sudah Hampir 20 Tahun Merdeka Dari Indonesia, Ini Datanya

Saat itu, Korea Selatan berikan 4,5 juta Dolar AS kepada Program Pangan Dunia PBB (WFP) atau sekitar Rp 65 Triliun.

Mereka juga memberikan 50 ribu ton beras dikirimkan kepada Korea Utara.

2019 memang termasuk tahun yang berat untuk Korea Utara.

Negara itu mengalami kekeringan lahan, kemudian dari sumber agensi bantuan kemanusiaan PBB mengatakan produksi pangan jatuh "secara dramatis" sejak 2018.

Baca Juga: 10 Militer Paling Kaya di Dunia, Salah Satunya Rusia yang Makin Mengokohkan Kekuatannya, Korea Selatan Nomer Berapa?

Hal itu sebabkan lebih dari 10 juta warga Korea Utara berisiko alami kekurangan pangan.

"Ini merupakan donasi terbesar dari Korea Selatan untuk WFP Korea Utara sejak 2008.

"Bantuan ini akan membantu 1,5 sampai 2 juta anak kecil, ibu hamil dan ibu yang sedang membesarkan anaknya," papar juru bicara program WFP Herbe Vershoosel 2019 lalu.

Namun bantuan tersebut rupanya belum cukup untuk penuhi kebutuhan pangan Korea Utara.

Baca Juga: Pernah Ada Kista di Pergelangan Kakinya hingga Kesusahan Berjalan, Intelijen Korea Selatan Ungkap Kim Jong-Un Alami Masalah Obesitas, Per Tahun Naik 7 Kilogram

"WFP mengestimasikan jika 300 ribu metrik ton pangan diperlukan.

"Pangan tersebut senilai dengan 275 juta Dolar AS, yang keberadaannya sangat membantu untuk para warga yang alami gagal panen akibat musim kering ini," papar Verhoosel.

Padahal mengingat kondisi dua negara Korea tahun 2019 itu, keduanya alami ketegangan yang meningkat.

Seoul berharap pembicaraan tingkat tinggi antara Pyongyang dan Washington membuahkan hasil menjanjikan, lebih-lebih saat pertemuan pertama antara Donald Trump dan Kim Jong-Un.

Baca Juga: Sempat Ditawarkan Korea Utara ke Amerika Untuk Dibongkar Isinya, Situs Nuklir Utama Korea Utara Ini Mendadak Keluarkan Asap di Atasnya, Apa yang Terjadi?

Korea Selatan berharap Korea Utara akan hentikan program pengembangan nuklir mereka, yang akan lebih mudah bagi semua negara karena PBB tidak akan lagi berikan sanksi kepada Korea Utara dan bantuan kemanusiaan akan mengalir lebih banyak.

Namun ego Kim Jong-Un terlalu besar untuk mengurungkan niatnya membangun persenjataan nuklir yang canggih.

Sebelum kiriman beras tahun 2019 lalu, Menteri Pertanian Korea Selatan mengatakan pengiriman beras sebelumnya adalah tahun 2010, 5000 ton beras didonasikan saat itu.

Donasi terbesar pernah dilakukan tahun 2005 saat Korea Selatan kirimkan 500 ribu ton beras, tapi dua tahun itu Korea Utara belum alami sanksi dari PBB.

Baca Juga: Begitu Kim Jong-un Beri Perintah Mereka Siap Pertaruhkan Nyawa, Inilah Pasukan Berani Mati Korut, Digembar-gemborkan Bisa Hancurkan Istana Kepresidenan Korsel

Sebenarnya sanksi tidak memblokir bantuan kemanusiaan ke Korea Utara.

Namun penerapan sanksi serta larangan AS kepada para warganya untuk pergi ke Korea Utara telah memperlambat bahkan mencegah masuknya bantuan ke negara itu.

Meski demikian, Korea Selatan juga tercatat sering memberikan bantuan lewat program UNICEF untuk anak-anak kecil di Korea Utara.

Sedangkan jika bantuan dikirim lewat kapal besar kemungkinan bantuan akan dimonopoli pemerintah yang berwenang dan justru dijual untuk kepentingan pribadi.

Baca Juga: Ekonominya Tergolong Paling Rendah di Dunia, Pakar Sebut Pandemi Covid-19 Malah Bisa Untungkan Ekonomi Korea Utara Berlipat Ganda, Kok Bisa?

Sehingga WFP telah terapkan standar tinggi untuk akses dan monitoring ditempatkan terlebih dahulu sebelum mendistribusikan bantuan apapun.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait