Pernyataan yang dibuat Pashinyan pun resmi mengakhiri perang dua negara di Nagorno-Karabakh, yang pecah pada 27 September lalu.
"Saya memutuskan ini setelah menganalisis secara mendalam situasi yang dihadapi militer," papar Pashinyan merespons perkembangan terbaru di Karabakh.
Dia merujuk kepada keterangan kelompok separatis etnis Armenia yang mengumumkan mereka kehilangan Shusha, yang adalah kota penting di Karabakh.
Meski Yerevan sudah mengeklaim baku tembak masih berlanjut, namun separatis sudah mengumumkan mereka gagal mempertahankannya.
Kini, separatis menyatakan bahwa mereka terancam kehilangan Stepanakert yang merupakan ibu kota region di Kaukasus tersebut.
Karena itu, Pashinyan menerangkan bahwa gencatan senjata itu, meski menyakitkan, merupakan solusi terbaik untuk rakyatnya.
Medan pertempuan pindah
Armenia pada Sabtu (7/11/2020) melaporkan terjadinya pertarungan sengit dengan pasukan Azerbaijan di dekat kota Shusha, salah satu kota kunci di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.
Setelah perang yang berlangsung berminggu-minggu di provinsi pegunungan itu, Azerbaijan tampak mendekati kota strategis tersebut, yang berlokasi 15 kilometer dari kota utama Karabakh, Stepanakert.
Shusha yang terletak di puncak bukit, berada di jalan utama yang menghubungkan Nagorno-Karabakh dengan wilayah Armenia.
Kota itu mendukung para separatis yang menginginkan kemerdekaan Karabakh.