Penulis
Intisari-Online.com -China dikabarkan sudah meyakini bahwa Joe Biden-lah yang akan memenangi Pilpres AS. Namun mengapa masih belum memberi selamat?
Banyak pemimpin dunia sudah memberi selamat kepada Biden dan wakilnya, Kamala Harris, setelah Demokrat dinyatakan menang pilpres Amerika Serikat pada akhir pekan lalu dan langsung dirayakan di kota-kota "Negeri Paman Sam".
Selama 4 tahun masa kepemimpinan Trump, Gedung Putih berperang dagang dan hubungannya memburuk dengan China.
Kedua negara adidaya itu berseteru di banyak bidang, mulai dari asal-usul pandemi Covid-19 hingga persoalan HAM di Xinjiang dan Hong Kong.
Baca Juga: Sempat Olok-olok Joe Biden Dua Pekan Lalu Bersama Trump, PM Israel Netanyahu Kini Mulai Khawatir
China termasuk di antara segelintir negara besar bersama Rusia dan Meksiko, yang belum memberi selamat kepada Joe Biden sebagai presiden terpilih, meski mereka tahu Biden sudah mendeklarasikan kemenangan di pemilu Amerika Serikat.
"Sepemahaman kami hasil pemilu akan ditentukan sesuai hukum dan prosedur AS," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam jumpa pers.
"Kami berharap pemerintahan AS yang baru bisa bertemu dengan China di tengah jalan," lanjutnya dikutip Kompas.com dari AFP.
Trump juga menolak mengakui kekalahannya di pilpres Amerika Serikat.
Dalam twitnya pada Minggu (8/11/2020) dia menulis, "Sejak kapan Lamestream Media menyebut siapa presiden kita selanjutnya?"
China Yakin Terpilihnya Joe Biden Akan Perbaiki Hubungan dengan AS...
Kemenangan Joe Biden dalam Pilpres Amerika Serikat (AS) 2020 dianggap menjadi angin segar bagi hubungan China dan AS.
Mengutip Reuters, media milik pemerintah China, China Daily, pada Senin (9/11/2020) menuliskan sebuah editorial berisi nada optimistis atas kemenangan Biden di Pilpres AS.
Kemenangan ini disebut dapat memulihkan hubungan dua negara ekonomi besar itu menjadi lebih mudah terprediksi.
Pemulihan ini dikatakan bisa dimulai dari kegiatan perdagangan.
Menghidupkan kembali pembicaraan soal perdagangan dianggap memiliki peran yang sangat penting untuk memulihkan pemahaman dan kepercayaan dalam hubungan China-AS.
“Ini (perdagangan) adalah salah satu benang terakhir yang menghubungkan kedua negara itu. Perlu dicatat bahwa baik Beijing maupun Washington tidak memberanikan diri untuk membatalkan apa yang disebut dengan kesepakatan fase satu yang sudah mereka negosiasikan dengan susah payah," tulis China Daily.
Meski begitu, AS di bawah Biden diperkirakan tidak mungkin menghapus tekanan terhadap China terkait Xinjiang dan Hong Kong.
Namun, surat kabar yang didukung pemerintah lainnya, Global Times, mengatakan Beijing harus menjalin komunikasi bersama tim Biden dengan sebaik mungkin.
Global Times adalah satu tabloid terbitan People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis yang berkuasa di China.
Sebelumnya, di era pemerintahan Donald Trump, hubungan China dengan AS memang tidak berjalan mulus dan penuh ketegangan.
Pemerintahan Trump disebut sengaja menciptakan ketegangan dalam hubungan AS-China.
Terutama, setelah menerapkan strategi kampanye untuk menekan China, yang menyebabkan terjadinya "gelembung-gelembung" dalam kebijakan AS-China.
"Kami percaya (kemenangan Biden) itu mungkin bisa meletuskan gelembung itu. Hubungan China-AS yang mereda dan lebih terkendali adalah keinginan bersama antara masyarakat kedua negara juga komunitas internasional," tulis tabloid itu.
Ketegangan dua poros ekonomi dunia ini terutama meningkat dalam setahun terakhir.
Akibatnya, rantai pasokan teknologi juga hubungan perdagangan terguncang. Kekhawatiran akan terjadinya perang ekonomi antara keduanya pun sempat muncul.
Adanya tekanan AS setahun terakhir, ditambah pandemi Covid-19, membuat China bertekad mengurangi ketergantungannya pada pasar internasional dan teknologi dalam pembangunan ekonominya.
"China harus menjadi negara yang tidak bisa ditekan atau dibuat tidak stabil oleh AS, dan bekerja sama dengan China adalah pilihan terbaik bagi AS untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya," tulis Global Times.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS Belum Diakui China, Kenapa?" dan "Saat China Yakin Terpilihnya Joe Biden Akan Perbaiki Hubungan dengan AS...".Penulis : Aditya Jaya Iswara,Luthfia Ayu AzanellaEditor : Aditya Jaya Iswara,Jihad Akbar