Sebagai partai yang berpengaruh saat itu, Masyumi menguasai parlemen dan pemerintahan.
Tercatat dua tokohnya pernah menjadi pemimpin kabinet pemerintahan.
Seperti Muhammad Natsir dan Burhanuddin Harahap.
Namun usia partai ini tidak lama. Pada tahun 1960, Presiden Soekarno membubarkan, dan melarang partai ini ada.
Pasalnya, pada tahun 1958, beberapa anggota Masyumi bergabung dan menyokong pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) melawan pemimpin pemerintahan yang sah saat itu, Soekarno.
Setelah pelarangan ini, para anggota dan pengikut Masyumi mendirikan Keluarga Bulan Bintang.
Partai Bulan Bintang (PBB) yang dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra merupakan representasi dari Keluarga Bulan Bintang, yang notabene Masyumi.