Find Us On Social Media :

Demi Sumpah 'Sinisme Agama' Xi Jinping di Hadapan para Pimpinan Partai Komunis, Kubah Masjid Ini Dihancurkan Pemerintah China

By Ade S, Minggu, 1 November 2020 | 19:15 WIB

Demi Sumpah 'Sinisme Agama' Xi Jinping di Hadapan para Pimpinan Partai Komunis, Kubah Masjid Ini Dihancurkan Pemerintah China

Kubah bergaya Islam dan elemen dekoratif juga dihilangkan dari masjid-masjid di provinsi tetangga Gansu, rumah bagi Linxia, ​​sebuah kota yang dijuluki "Mekah Kecil" karena sejarahnya sebagai pusat kepercayaan dan budaya Islam di China.

Menghapus elemen dekoratif Islam dari masjid adalah langkah lain yang diambil otoritas China di bawah pemimpin Partai Komunis Xi Jinping, yang telah bersumpah untuk 'Sinisme' agama.

Baru-baru ini, virus korona telah memberi otoritas China perlindungan yang nyaman untuk menjaga banyak masjid tetap tutup - bahkan ketika Beijing menang atas pandemi dan kesibukan kembali meningkat.

Tiongkok telah bertahun-tahun melancarkan kampanye melawan pengaruh Islam, menghilangkan elemen dekoratif dan aksara Arab dari bangunan, tanda dan lengkungan, dan sekarang, menargetkan masjid di Ningxia dan provinsi lain.

Di Xinjiang, banyak hal berubah menjadi sangat menyeramkan dengan kamp-kamp "pendidikan ulang" yang membuat para tahanan mengalami penyiksaan fisik yang mengerikan, indoktrinasi politik, dan kerja paksa. Menumbuhkan janggut, berpuasa, dan membaca Alquran, semuanya dianggap perilaku mencurigakan oleh pemerintah dan cukup alasan untuk ditahan di kamp-kamp.

Mantan tahanan telah memberi tahu Telegraph tentang disetrum oleh tusukan ternak, dibuat untuk berjanji setia kepada Partai yang berkuasa, dan dipaksa bekerja di pabrik yang membuat sarung tangan dengan bayaran kecil.

Sekolah-sekolah yang sebelumnya mengajarkan bahasa Arab dan para imam yang terlatih juga terpaksa tutup, lapor Telegraph. Sebaliknya, pemerintah telah mendirikan sekolah khusus untuk melatih para imam agar memiliki “sikap politik yang benar,” menurut media pemerintah China.

Otoritas China "sangat mengkhawatirkan pengaruh dan otoritas agama eksternal," kata Dru Gladney, pakar kelompok etnis minoritas China dan profesor antropologi di Pomona College.

Baca Juga: Sri Mulyani 'Sentil' Era Soeharto Terkait dengan Ungkit Aset Negara yang Hilang: 30 Tahun Pak Harto Memimpin Tidak Ada Pembukuan, Tanah-tanah Dijual