Find Us On Social Media :

Masalah Laut China Selatan Belum Kelar, China Sudah Berencana Incar Daerah Antartika, Siapa Sangka Ada Harta yang Sangat Menggiurkan Ini Tersembunyi di Benua Es Itu

By Mentari DP, Minggu, 1 November 2020 | 08:40 WIB

Kapal-kapal berbendera China.

"Pada dasarnya, kami memiliki rezim sumber daya selama sekitar 40 atau 50 tahun yang mencoba mengatur penangkapan ikan."

“Namun dengan perubahan iklim dan meningkatnya tekanan pada perikanan, ada ketakutan jika kami tidak memperkenalkan Kawasan Konservasi Laut, kami akan menemukan negara-negara penangkap ikan seperti China, Korea, Rusia, dan Ukraina menjadi semakin aktif di Samudra Selatan."

“Pada 2017, kami memiliki perjanjian Kawasan Konservasi Laut Ross dan butuh banyak upaya untuk membuat beberapa negara setuju."

Sebab Rusia dan China benar-benar menolak dan mereka tidak mau setuju."

Perlawanan Rusia sebagian karena kepentingan penangkapan ikannya, tetapi juga karena marah pada AS atas sanksi.

Sementara untuk China, industri daging babi Beijing mulai pulih setelah dihancurkan oleh beberapa virus dan penyakit.

Tetapi ekspor akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Sebab menurut analis, industri itu jatuh ke level terendah dalam 16 tahun.

Dengan sebanyak 60 persen dari induk babi telah hilang pada paruh kedua tahun 2019, produksi babi pasar anjlok, dan harga daging babi melonjak ke titik tertinggi baru, di mana mereka bertahan hampir sepanjang tahun ini.

Akibatnyea, Prof Dodds, spesialis geopolitik dan keamanan di Royal Holloway University, mengatakan bahwa China sedang mencari sumber makanan lain.

“China melihat dirinya sebagai kekuatan laut utama."

Baca Juga: Dikenal Haus Darah, Nyatanya Misi Kopassus Gagal Demi Selamatkan Seorang Anak, Kemarahan Komandannya Diterima Bulat-bulat Tapi Dia Tidak Menyesal, 'Itu Nurani Setiap Manusia'