Find Us On Social Media :

Mengenal Media Pengolok-olok Ekstrimisme Islam Charlie Hebdo, Belasan Anggota Karyawannya Pernah Tewas Karena Sering Diserang Atas Karya Kontroversialnya

By Maymunah Nasution, Sabtu, 31 Oktober 2020 | 08:00 WIB

Salah satu edisi majalah Charlie Hebdo ketika diperlihatkan oleh Stephane Charbonnier

" Karena Perancis tidak terbagi antara Muslim dan non-Muslim, antara beriman dan tidak beriman, antara orang-orang dengan akar Perancis dan orang-orang Perancis dari latar belakang imigran," tulis editor Charlie Hebdo, Riss dalam editorial pekan ini dikutip Associated Press (AP).

"Tidak, Perancis terbagi antara demokrat dan anti-demokrat."

Sirkulasi media itu kecil dan banyak orang Perancis sendiri mengatakan tempat itu menjijikkan atau esktrem namun membela hak mereka untuk tetap ada.

Media Charlie Hebdo menimbulkan amarah umat Islam setelah mencetak ulang karikatur Nabi besar umat Islam, Muhammad Saw yang awalnya diterbitkan majalah Denmark tahun 2005.

Baca Juga: Layangkan Kecaman Terhadap Muslim Setelah Guru Perancis Dipenggal Oleh Teroris, Macron Secara Menohok Diolok-olok Erdogan: 'Anda Perlu Bantuan Mental'

Kartun itu dipandang sebagai bentuk penghinaan terhadap Islam dan banyak muslim di seluruh dunia merasa benar-benar terluka namun mengutuk keras kekerasan yang datang sebagai respons atas penerbitan kartun itu.

Pada tahun 2011 kantor Charlie Hebdo dibom setelah menerbitkan edisi 'lelucon' yang 'mengundang' sang Nabi untuk menjadi editor tamu dengan karikatur di sampul majalah itu.

Setahun kemudian, media itu menerbitkan lebih banyak lagi gambar sang Nabi di tengah keributan atas film anti-Muslim.

Kartun-kartun tersebut menggambarkan sang Nabi dalam keadaan telanjang dan dalam pose-pose yang merendahkan.

Baca Juga: Walaupun Hanya Suaka Sementara, Malaysia Menjadi Tempat Teraman Bagi Muslim Uighur Agar Lepas Dari Cengkeraman Kekejaman Xi Jinping, Ini Sebabnya