Find Us On Social Media :

Mengenal Media Pengolok-olok Ekstrimisme Islam Charlie Hebdo, Belasan Anggota Karyawannya Pernah Tewas Karena Sering Diserang Atas Karya Kontroversialnya

By Maymunah Nasution, Sabtu, 31 Oktober 2020 | 08:00 WIB

Salah satu edisi majalah Charlie Hebdo ketika diperlihatkan oleh Stephane Charbonnier

Intisari-online.com - Meski selalu ditarget, diancam dan dibom berulang kali, bahkan pernah diserang dan menewaskan belasan anggota karyawannya, media satir Perancis, Charlie Hebdo tidak akan pernah berhenti mengolok-olok ekstremisme Islam.

Banyak kritikus media di seluruh dunia mengatakan karyawan editorial Charlie Hebdo sebenarnya telah menyerang Islam itu sendiri; orang-orang yang bekerja pada Charlie Hebdo mengatakan mereka mengkritik intoleransi, penindasan dan bentuk politis dari Islam yang mengancam demokrasi.

Namun, dengan kebebasan berekspresi sebagai kredo, publikasi secara rutin itu telah mendorong batas-batas hukum ujaran kebencian di Perancis dengan seringkali karikatur seksual eksplisitnya menyinggung hampir setiap orang.

Keputusan media itu mempublikasikan kartun-kartun baru pekan ini yang menghina lawan mereka dari dunia Islam melatarbelakangi serangan yang baru-baru ini terjadi di Perancis pada Kamis lalu, di mana 3 orang tewas secara brutal di gereja.

Baca Juga: Namanya Mendadak Jadi Sorotan, Usai Dianggap Menghina Islam Dan Nabi Muhammad SAW, Ternyata Ini 5 Kontroversi Presiden Perancis Macron, Termasuk Nikahi Nenek 67 tahun

Charlie Hebdo telah mengkritik satir atas meninggalnya anak-anak para migran, korban virus corona, pecandu narkoba yang sekarat, para pemimpin dunia, neo-Nazi, Paus, uskup, pemimpin Yahudi, tokoh agama, politik serta hiburan lainnya.

Edisi pekan ini, mereka menampilkan kartun pemakaman seorang guru yang dipenggal, menunjukkan petugas yang membawa dua peti mati, satu untuk bagian tubuh, dan lainnya untuk bagian kepala.

Sejak sidang dibuka bulan lalu atas serangan 2015 yang menewaskan 12 kartunis Charlie Hebdo, media satir itu menghabiskan hampir setengah dari sampul mingguannya untuk mengejek ekstremisme Islam.

“Kami membutuhkan tindakan yang kuat untuk menghentikan Islamisme tetapi juga untuk mengutuk tindakan sekecil apapun, kata-kata yang tidak toleran atau penuh kebencian terhadap orang-orang Perancis dari latar belakang imigran.

Baca Juga: Membela Seutuhnya Penerbitan Kartun Penggambar Nabi Muhammad Atas Kebebasan Berbicara, Presiden Emmanuel Macron Justru Dapat Kecaman Dari Seluruh Dunia