Find Us On Social Media :

Jawab Aliansi Rusia-China, Kini Giliran Amerika dan India yang Sepakat Bekerja Sama, Seperti Ini Tujuan Besar 2 Negara Militer Itu

By Mentari DP, Kamis, 29 Oktober 2020 | 13:10 WIB

Amerika Serikat (AS) dan India bekerja sama.

Intisari-Online.com - Beberapa hari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia dan China siap membuat aliansi militer terkuat yang pernah.

Aliansi itu ditujukan untuk melawan Amerika Serikat (AS).

Sebab, berdasarkan peringkat Global Fire Power tahun 2020, AS menempati urutan pertama sebagai negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia.

Lalu diikuti oleh Rusia dan India pada urutan kedua dan ketiga.

Baca Juga: Bikin Iri, Meski Diserang China Lewat Darat, Laut, dan Udara, Nyatanya Taiwan Berhasil Pegang Rekor 200 Hari Tanpa Kasus Virus Corona, Ternyata Ini Rahasianya

Jika Rusia dan India benar-benar bersekutu, maka AS akan kesulitan melawannya.

Namun itu berubah jika AS bisa bekerja sama dengan peringkat keempat negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia.

Siapa lagi kalau bukan India.

Dilansir dari express.co.uk pada Kamis (29/10/2020), Amerika Serikat (AS) dan India menandatangani perjanjian pertahanan baru yang menurut para analis ditujukan untuk melawan China.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, kedua negara telah sepakat untuk berbagi intelijen militer dan meningkatkan kerja sama di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Juga: Sudah Janji dengan Trump untuk 'Musuhi' Al-Qaeda, Nyatanya Taliban Mengaku Tak Bisa Tinggalkan Al-Qaeda Sendirian, 'Hubungan Kami Jauh Lebih Dalam dan Sangat Terikat'

Hubungan antara Beijing, Washington, dan New Delhi telah memburuk secara tajam selama beberapa tahun terakhir.

Akibatnya, India, yang secara tradisional menghindari aliansi regional, semakin mendekati AS.

Kesepakatan itu disetujui oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang telah berkeliling kawasan itu bersama dengan Menteri Pertahanan Mark Esper.

Secara total, kedua pria itu akan mengunjungi empat negara dalam apa yang menurut Pompeo sebagai misi yang berfokus pada "ancaman" dari China.

Menanggapi kesepakatan itu, Pompeo berkata: "Para pemimpin kami dan warga negara kami melihat dengan semakin jelas bahwa PKC bukanlah teman demokrasi."

Padahal kami ingin membuat Indo-Pasifik transparansi, kebebasan, terbuka, dan makmur.

PKC sendiri mengacu pada Partai Komunis China yang telah memerintah China sebagai kediktatoran sejak memenangkan perang saudara pada tahun 1949.

Subrahmanyam Jaishankar, menteri luar negeri India, menggambarkan hubungan hangatnya dengan Amerika Serikat sebagai "sangat positif".

 

Baca Juga: Bukti Tentara India Berhasil Kadali Tentara China, Tank India dan China Hanya Berjarak 400 Meter Saja, di Titik Ini Bentrokan Jilid II Mungkin Akan Pecah, Siaga 1!

Persetujuan tersebut juga disambut oleh Esper yang menjelaskan bahwa itu bertujuan untuk menahan China.

"Kami berdiri bahu membahu dalam mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka untuk semua," ungkap Esper.

"Terutama dalam kaitannya dengan meningkatnya agresi dan aktivitas destabilisasi oleh China."

Beijing sendiri bereaksi dengan marah atas kesepakatan baru yang menuduh AS membagi wilayah tersebut.

Mereka meminta AS untuk tidak mencampuri urusan Indo-Pasifik.

Wah, jika empat besar negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia saling beralinasi, tentu saja itu mengkhawatirkan semua pihak.

Baca Juga: Jumawa Karena Dibantu Turki, Azerbaijan Harus Telan Pil Pahit Ketika Lihat Rusia Menolong Armenia, Kirim Drone Pembunuhnya dan Hancurkan 9 Drone Turki Sekaligus