China Mencak-mencak Begitu Tahu Amerika Mendadak Ikut Campur Ingin Selamatkan Negara yang Ekonominya Sekarat Akibat Tercekik Utang China Ini

Afif Khoirul M

Penulis

Sementara itu, baru-baru ini Amerika terlibat mencampuri sebuah negara yang dikatakan telah jatuh ke dalam perangkap utang China.

Intisari-online.com - Seperti diketahui, China kerap memberikan utangan kepada banyak negara-negara kecil di dunia.

Namun, banyak pula di antaranya yang jatuh ke dalam perangkap utang China, karena tak sanggup melunasinya.

Prihatin dengan tindakan China tersebut, Amerika sebelumnya telah berulang kali memberikan peringatan untuk berhati-hati ketika meminjam uang dari China.

Bahkan, menjelaskan skenario diplomasi jebakan utang China melalui Belt and Roan Initiative (BRI).

Baca Juga: Punya Wajah Peyot Tetapi Lagaknya Sok Cantik, Wanita Ini Mengaku Dikejar Banyak Pria Tampan Ngebet Ingin Menikahinya, Padahal Identitas Aslinya Sungguh Bikin Mual

Sementara itu, baru-baru ini Amerika terlibat mencampuri sebuah negara yang dikatakan telah jatuh ke dalam perangkap utang China.

Menurut sebuah laporan 24h.com.vn, pada Selasa (27/10/20), negara tersebut adalah Sri Lanka.

Akan tetapi, tindakan Amerik tersebut mendapat protes keras dari China yang menuduh AS menindas dan memaksa negara tersebut.

China bahkan menyebut, Sri Lanka sebagai sahabat dekat Beijing selama 2.000 tahun terakhir.

Baca Juga: Tak Pakai Pasukan Militer,Filipina Siap Lakukan Bentrokan Brutal dengan China, di Titik Ini KemungkinanKonflik Akan Pecah, Presiden Xi Jinping: Coba Saja, Sebab Kami Terlalu Kuat

"Kami dengan tegas menentang penggunaan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Pompeo untuk menanamkan pemikiran buruk dalam hubungan China-Sri Lanka,"Kedutaan Besar China di Sri Lanka mengumumkan pada 26 Oktober.

"AS menindas dan memaksa Sri Lanka untuk menuruti keinginan mereka," katanya.

Komentar Kedutaan Besar China muncul tak lama setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengunjungi Sri Lanka.

Di sini, Pompeo mengatakan bahwa Sri Lanka harus segera membuat "pilihan yang sulit tetapi perlu" dalam memutuskan hubungannya dengan China.

China telah menghabiskan miliaran dolar untuk berinvestasi dalam proyek infrastruktur di Sri Lanka di bawah Belt and Road Initiative.

Negara kepulauan Samudra Hindia itu diperkirakan memiliki utang luar negeri miliar dollar AS, sebagian besar dari Cina.

Baca Juga: Waktu Militernya Masih Lemah Belum Punya Senjata Nuklir, Ternyata China Sudah Pernah Bikin Amerika dan Sekutunya Babak Belur dalam Peperangan Ini, Hanya Bermodalkan Taktik Sun Tzu

Para pengamat internasional mengatakan bahwa Sri Lanka telah jatuh ke dalam "perangkap utang" China sementara Beijing membantahnya.

"Sri Lanka adalah teman dekat dan memiliki hubungan baik dengan Beijing selama 2.000 tahun terakhir," kata kedutaan besar China.

Menurut Kedutaan Besar China, bagaimana hubungan antara Sri Lanka dan Beijing "tidak membutuhkan pihak ketiga untuk mengatur".

Usai perjalanan ke Sri Lanka, Menteri Luar Negeri AS akan berangkat ke Maladewa.

Kunjungan Pompeo ke kepulauan Samudera Hindia diyakini sebagai salah satu upaya untuk melawan pengaruh China di kawasan "sensitif" ini.

"Apakah kunjungan Menteri Luar Negeri AS untuk membantu ekonomi dan pencegahan penyakit di Sri Lanka? Apakah untuk kepentingan rakyat Sri Lanka?" Tanya Kedutaan Besar China.

Baca Juga: Ekonominya Amburadul Dihajar Covid-19 Serta Bisnis Minyaknya Macet, Sosok Ini Bocorkan Kondisi Keuangan Timor Leste yang Bergantung pada Utang China, Tapi Jor-Joran Belanjakan Uangnya

Kedutaan Besar China bahkan mengatakan bahwa kunjungan Tuan Pompeo membuat Sri Lanka lebih tertekan dalam pencegahan penyakit.

Menurut badan tersebut, selama kunjungan Tuan Duong Khiet Tri perwakilan dari delegasi diplomatik tingkat tinggi China ke Sri Lanka, negara itu sangat berhati-hati, dengan sedikit staf yang menemani untuk mencegah risiko infeksi Covid-19.

"Sebagai teman Sri Lanka yang tulus, Tiongkok senang ketika negara kepulauan itu mengembangkan hubungan yang sehat dengan negara lain," kata Kedutaan Besar China. Dinyatakan secara nasional di Sri Lanka.

"Namun, China berharap Sri Lanka mempertimbangkan proposal kami untuk pembangunan ekonomi yang transparan dan berkelanjutan, sebagai lawan dari tindakan diskriminatif dan teduh," katanya.

Artikel Terkait