Find Us On Social Media :

Senyum Tipis hingga Badan Kurus Karena Terlalu Sering Puasa, Begini Keadaan Soeharto Setahun Usai Dirinya Lengser, Mahasiswa yang Datangi Kediamannya Dibuat Tak Percaya dengan Apa yang Dilihatnya

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 26 Oktober 2020 | 09:39 WIB

Pak Harto ketika mengumumkan mundur dari jabatan Presiden Indonesia.

Di pos yang dijaga tiga petugas berbaju safari itu kami melapor dan meninggalkan kartu identitas. Sambil lalu saya melihat jam dinding, temyata waktu menunjukkan pukul sembilan.  Kami tepat waktu!

Kemudian kami diantar masuk ke halaman rumah Pak Harto melalui pintu yang dilengkapi alat deteksi logam seperti lazim terdapat di bandara. Sampai di teras samping, dua anggota keamanan tak berseragam memeriksa bawaan kami, termasuk kamera foto saya.

Dari tempat itu kami diantar menuju ke ruang tunggu tamu, setelah sekali lagi melalui pintu detektor metal. Di situlah kepanikan terjadi karena alarm berbunyi ketika saya lewat. Setelah dicari-cari, temyata gesper logam pada ikat pinggang saya pangkal sebabnya.

Di ruang tunggu ber-AC itu terdapat dua set furnitur berukir. Pada dinding terdapat beberapa lukisan dan foto "Keluarga Besar Jln. Cendana", dari anak, menantu, cucu, sampai cicit Pak Harto.

Terdapat juga kamera televisi sirkuit tertutup yang rasanya selalu mengawasi kami, bahkan sampai ke toilet yang terdapat di salah satu sisi ruang.

Baca juga: Ternyata Dulu Pak Harto Pernah Jadi Pegawai Bank, tapi Setelah Itu Justru Ia Ketiban Apes

Sejenak Anton Tabah mengajak kami berbincang, diselingi suguhan minuman teh. la bilang, sejak ditugaskan sebagai sekretaris pribadi, ia baru tahu ternyata Pak Harto tidaklah seperti dilukiskan dan diduga banyak orang.

Ia  juga prihatin akan banyaknya sorotan dan hujatan terhadap bekas orang nomor satu di Indonesia itu. Anton juga menambahkan, rombongan kami termasuk beruntung karena menjadi salah satu yang terpilih di antara ribuan permohonan untuk bertemu setelah Pak Harto lengser.

Lebih dari itu, kami satu-satunya yang berstatus mahasiswa, pihak yang selama ini dikesankan berseberangan dengan Pak Harto.

Waktu menunjukkan pukul 09.30 ketika seorang ajudan masuk dan mempersilakan kami menuju ruang tamu. Untuk mencapai tempat itu kami keluar dulu menuju teras depan, kemudian masuk melalui pintu utama.

Kami diantar menuju ruang tamu khusus yang letaknya di depan ruang tamu utama. Bagian rumah itu sering tampak di televisi ketika dulu Pak Harto (juga almarhumah Ibu Tien) sedang dalam acara keluarga atau menerima tamu negara.  Ciri khasnya masih ada, yakni hiasan gading gajah berukir ukuran besar.

Baca juga: Nasib Tragis KRI Irian: Pernah Menjadi Kebanggaan di Zaman Bung Karno, Kini Jadi Besi Tua dan Dijual ke Taiwan di Era Pak Harto