Penulis
Intisari-online.com -Musim pancaroba ditambah dengan pandemi, membuat Anda semua tidak ingin pergi ke manapun dan tetap berada di rumah saja.
Namun, saat di rumah perlu diperhatikan rumah Anda bebas dari gas berbahaya ini.
Memang, musim pancaroba bisa menambah gejala demam, batuk dan flu atau Covid-19 sendiri muncul dan mengganggu kehidupan kita semua.
Namun gejala yang mirip juga bisa terjadi bahkan jika Anda tidak menderita flu atau Covid-19 sekalipun.
Lantas, apa yang sebabkan kondisi demikian juga masih terjadi?
Itulah sebab dari pembunuh bisu yang bersembunyi di rumah Anda.
Gejala Covid-19 atau flu hampir mirip dengan gejala keracunan karbon monoksida.
Contohnya adalah sakit kepala, sakit perut, pusing, tubuh melemah, muntah, sakit di dada, mirip dengan gejala flu atau Covid-19.
Menyerapnya dalam konsentrasi yang tinggi dapat membuat Anda pingsan atau bahkan membunuh Anda, terutama jika Anda sedang tertidur, mabuk atau tergolong dalam kelompok yang memiliki risiko terpapar tinggi.
Karbon monoksida juga dapat meracuni hewan peliharaan Anda.
Dari mana karbon monoksida diproduksi jika di rumah?
Rupanya, gas berbau tanpa warna tersebut selain diciptakan dari bahan bakar fosil, juga tercipta dari pemanas ruangan yang menggunakan minyak, kendaraan dengan minyak, kompor minyak, panggangan dengan batu bara, gas elpiji dan juga alat pemadam kebakaran.
"Influenza dan Covid-19 membajak sel, sebagian besar di paru-paru di mana sel tersebut bereproduksi dan tempat itulah di mana kerusakan utama sering terjadi," dan tempat yang sama gejala sering muncul, ujar Dr. jeremy Brown, perawat darurat dan penulis "Influenza: The Hundred-Year Hunt to Cure the Deadliest Disease in History."
Karbon monoksida bekerja dengan cara yang lain.
Gas tersebut meracuni manusia dengan masuk ke hemoglobin, protein di sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
"Karbon monoksida akan datang dan membuang oksigen dari hemoglobin," ujar Brown.
Tanda pertama sakit ini adalah kekurangan oksigen.
Lebih mengerikan lagi, paparan karbon monoksida bisa terjadi di rumah, dan dalam kondisi kita senantiasa di rumah karena pandemi di musim pancaroba menuju musim penghujan, maka pemanas biasanya akan dipakai, sebabkan risiko terpapar karbon monoksida semakin tinggi.
Paparan karbon dioksida tercipta dari pembakaran tidak sempurna, seperti saat minyak di kendaraan terpanasi tapi tidak terbakar sempurna.
Sistem ventilasi yang terblokir dan generator portable di tempat tertutup tanpa ventilasi yang benar juga dapat sebabkan penumpukan gas beracun ini.
Saat ini adalah masa banyak orang memanaskan kendaraan mereka di dalam rumah, yang tentunya sangat berbahaya, bahkan dengan pintu garasi terbuka," ujar Damon.
Salah satu cara mencegah keracunan karbon monoksida adalah dengan menginstall detektor karbon monoksida, dan karena karbon monoksida mengendap, bagi Anda yang memiliki ruang bawah tanah sangat perlu detektor ini di ruang bawah tanah.
Namun akan lebih baik lagi jika miliki detektor itu di semua tempat terutama di dekat kamar tidur, sehingga saat alarm berbunyi Anda bisa langsung terbangun.
Kemudian, apa yang membedakan gejala keracunan karbon monoksida dan Covid-19?
Dokter di AS mengatakan, salah satu pembedanya adalah jika Anda melangkah ke luar rumah dan mendapatkan udara segar, gejala Anda akan mulai berkurang beberapa jam berikutnya jika paparan bersifat minimal."
Tanda keracunan lainnya adalah jika Anda tetap merasakan gejala yang sama di dalam rumah dan gejala berkurang jika Anda sudah di luar rumah.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini