Find Us On Social Media :

Dibakar Hidup-hidup Atas Nama Iman, Inilah Sang Martir Pengetahuan Modern yang Patungnya Jadi Pengingat Bagaimana Eropa Pernah Diselimuti Masa-masa Gelap

By Maymunah Nasution, Rabu, 21 Oktober 2020 | 11:36 WIB

Patung Giordano Bruno di Roma

Brian Cox juga menceritakan kematian Bruno dengan bukunya yang laku keras, Human Universe.

Meski begitu, Cox menyimpulkan bahwa "kontribusinya kepada ilmu pengetahuan dipertanyakan, ia lebih cocok disebut pemikir bebas daripada ilmuwan."

Namun, Bruno menjadi sosok yang terkenal sebagai pendulang kebebasan berekspresi di Italia dan negara Eropa yang lain.

Dalam sebuah acara perkumpulang di London untuk Teater Bebas Belarusia, aktivis Nadya Tolokonnikova dari Pussy Riot memberikan pidato tentang betapa kuatnya Bruno sebagai pahlawan kebebasan berekspresi.

Baca Juga: 5 Fakta Kontroversial Raja Thailand Maha Vajiralongkorn, 'Don Juan' yang Tubuhnya Dipenuhi Tato

Tolokonnikova juga mengatakan bahwa wanita-wanita muda di Rusia, meski ditekan oleh Vladimir Putin, seharusnya terinspirasi oleh seorang biarawan Dominika abad ke-16 yang dicopot, sebagai bukti bagaimana Bruno hampir menjadi mitologi.

Penulis Stephanie Merrit telah menulis serial novel mengenai Bruno selama 11 tahun ke belakang.

Namun dia telah lama melepaskan imajinasi penulis naskah dan novelis, termasuk James Joyce, Oscar Wilde dan Bertolt Brecht.

Victor Hugo berkontribusi terkait kampanye untuk patung Campo de' Fiori in abad ke-19, sebuah kampanye terdaftar yang dipimpin oleh siswa yang melihat Bruno sebagai sosok pembebas Roma.

Baca Juga: 150.000 Prajurit, 900 Kapal: Penggalian Mengungkap Ukuran 'Raksasa' Armada Antony & Cleopatra di Pertempuran Actium yang Melegenda