Sempat Dibungkam AS Dengan Terapkan Embargo Senjata Iran yang Kini Bebas Langsung Didekati Dua Negara Besar Ini Untuk Kerja Sama Senjata Militer

May N

Penulis

Intisari-online.com -Embargo senjata yang diberlakukan Perserikatan Bangsa-Bangsa berlaku selama beberapa dekade, mencegah Iran memodernisasi militernya dan membeli dan menjual senjata dengan negara asing.

Larangan itu akan berakhir pada 18 Oktober, menurut The Sun.

Juru bicara Iran di PBB Alireza Miryousefi mengatakan Teheran menantikan kembalinya penjualan senjata.

"Iran memiliki banyak teman dan mitra, memiliki industri manufaktur senjata yang maju, dan pasti akan menghadapi agresi asing," kata Miryousefi.

Baca Juga: Sering Bikin Penasaran Mengapa Alutsista Dari AS Kemudian Beralih ke Rusia? Mantan KSAU Ini Berikan Pemahaman Mendalam Apa yang Dulu Terjadi

Mengutip 24h.com.vn, Miryousefi menjelaskan "sesuai tenggat resolusi 2231, Iran tidak akan lagi dikenakan embargo senjata mulai 18 Oktober."

"Artinya, mulai hari itu, kami akan membeli dan menjual senjata berdasarkan kepentingan nasional dan dengan negara lain."

Sejak menjabat, Presiden AS Donald Trump telah menyusun strategi untuk menekan Iran.

Trump telah meminta negara-negara mitra dan sekutunya untuk setuju memperpanjang embargo senjata dengan Iran tetapi tidak berhasil.

Baca Juga: Resmikan Hubungan Diplomatik dengan UEA, Israel Kirim Delegasi ke Bahrain, Kesepakatan Ini Mengobarkan Amarah Banyak Pihak!

Belakangan ini, Trump tidak lagi menyinggung tantangan dari Iran karena dia fokus pada pemilihan presiden AS yang akan datang pada 3 Januari.

Rusia dan China adalah dua negara yang mengecam keras kampanye Trump untuk mengisolasi Iran.

Setelah larangan tersebut berakhir, Rusia dan China kemungkinan akan meningkatkan kesepakatan senjata dengan Iran.

Sementara itu, Trump mengatakan mengizinkan Iran untuk membeli dan menjual senjata akan mengancam tidak hanya AS tetapi juga sekutu Amerika di Timur Tengah, termasuk Israel dan Arab Saudi.

Baca Juga: Lolos dari Hukuman Mati Pemerintah, Inilah Ayatollah Khomeini, Pencetus RevolusI Iran yang Gigih Memerangi AS dan Israel Sampai Akhir Hayatnya

Di bawah pemerintahan Barack Obama, Amerika Serikat bersama Iran, China, Prancis, Jerman, Rusia dan Inggris menandatangani kesepakatan nuklir.

Iran berkomitmen untuk tidak mengembangkan senjata pemusnah dan membangun pembangkit nuklir untuk tujuan damai.

Sebagai imbalannya, Amerika Serikat dan sekutunya secara bertahap mencabut embargo ekonomi dan senjata terhadap Iran.

Namun, Trump menarik AS dari perjanjian tersebut karena dia mengatakan perjanjian itu tidak adil dan "Iran adalah sponsor terorisme".

Baca Juga: 'Putus Asa' Sanksi yang Dijatuhkan Trump Bikin Ekonomi Memburuk, Iran Terpaksa Minta Bantuan China, Inilah Keuntungan yang Didapat China

Juru bicara Pentagon Mayor Rob Lodewick mengatakan: "Selama 40 tahun terakhir, Iran telah menantang komunitas internasional untuk mengguncang, mengancam perdamaian, keamanan dan perdagangan global."

"Iran tidak diizinkan secara terbuka memperluas persenjataannya dan mengekspor senjata, terutama rudal balistik dan senjata serang presisi," tambah Mayor Lodewick.

Presiden Trump saat ini tidak dapat berkomentar karena waktu bagi Iran untuk mencabut embargo sudah dekat.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait