Penulis
Intisari-Online.com - Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), Robert O'Brien, mengatakan Jumat (16/10/2020) bahwa China melakukan "sesuatu yang mendekati" genosida atas perlakuannya terhadap Muslim di wilayah Xinjiang.
"Jika bukan genosida, sesuatu yang mirip dengan itu sedang terjadi di Xinjiang," kata Robert O'Brien dalam sebuah acara online yang diselenggarakan oleh Aspen Institute.
Ia juga menyoroti tindakan represif China lainnya, termasuk salah satunya terhadap gerakan pro-demokrasi Hong Kong.
Reuters melaporkan soal kecaman Amerika Serikat terhadap perlakuan China terhadap etnis Uighur dan Muslim minoritas lainnya di Xinjiang.
AS juga menjatuhkan sanksi kepada pejabat atas pelanggaran tersebut.
Namun, sejauh ini belum disebut tindakan genosida, sebutan yang akan memiliki implikasi hukum yang signifikan dan memerlukan tindakan yang lebih keras terhadap China.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa lebih dari satu juta Muslim telah ditahan di Xinjiang dan para aktivis mengatakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida sedang terjadi di sana.
China membantah adanya pelanggaran dan mengatakan kamp-kampnya di wilayah tersebut memberikan pelatihan kejuruan dan membantu memerangi ekstremisme.
O'Brien menyinggung penyitaan bea cukai AS atas “sejumlah besar" produk rambut yang dibuat dengan rambut manusia dari Xinjiang.
“Orang China benar-benar mencukur kepala wanita Uighur dan membuat produk rambut dan mengirimnya ke Amerika Serikat,” katanya.
Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengatakan pada bulan Juni pihaknya telah menahan pengiriman produk yang berasal dari Xinjiang berupa aksesori rambut yang dicurigai sebagai produk kerja paksa yang dibuat dengan rambut manusia.
Baca Juga: 5 Fakta Kontroversial Raja Thailand Maha Vajiralongkorn, 'Don Juan' yang Tubuhnya Dipenuhi Tato
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul AS Curiga China Lakukan 'Genosida' Terhadap Muslim Uighur di Xinjiang