Apa yang diperbuat perempuan itu sehingga menjadi incaran ISIS?
Dilansir dari dailymail.co.uk pada tahun 2016 silam, perempuan 39 tahun itu merupakan pemimpin dari sebuah regu pasukan pemberontak berjumlah 70 orang di Shirqat, 50 mil jaraknya dari Mosul.
Wahida sepertinya memiliki dendam kesumat terhadap ISIS. Sebab suaminya dibunuh ISIS dalam perang.
Ia menikah lagi, dan, lagi-lagi, suami keduanya terbunuh di medan perang.
Ayahnya bernasib sama, demikian pula tiga audaranya.
Wahida pun melampiaskan kemarahannya di medan perang, dan terkenal sebagai perempuan paling kejam bagi ISIS.
Ia mengaku sudah biasa membunuh anggota ISIS dengan tangannya sendiri, memenggal kepalanya, dan memasaknya.
“Saya memerangi mereka, memenggal kepala mereka, dan kepala itu saya masak."
"Saya juga membakar jasad mereka,” ujar Wahida dalam sebuah wawancara dengan CNN.