Intisari-Online.com - Suriah berubah menjadi area perang.
Tapi tidak ada yang menyangka bahwa Amerika Serikat (AS) bisa dipukul mundur dalam sebuah pertempuran di Suriah.
Bahkan The New York Times menyebut ini sebagai salah satu pertempuran paling berdarah tentara AS di Suriah.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Saat itu, tembakan artileri itu begitu gencar sehingga membuat pasukan komando AS harus bersembunyi di dalam lubang perlindungan.
Tembakan salvo gencar itu merupakan "menu" pembukaan dari sebuah serangan selama empat jam pada Februari lalu yang melibatkan 500 personel pasukan Suriah dan tentara bayaran Rusia.
Setelah pertempuran empat jam itu berakhir 200-300 orang penyerang tewas dan sisanya mundur di bawah serangan udara AS meninggalkan mayat teman-teman mereka.
Sementara, dari 40 tentara AS yang mempertahankan sebuah pos kecil di wilayah timur Suriah, tak satu pun tewas.
Rincian pertempuaran yang terjadi pada 7 Februari lalu diperoleh harian The New York Times dari sejumlah dokumen yang dilengkapi wawancara.