Pamerkan Roket Baru dan Rudal Cepat yang Bisa Hancurkan Korea Selatan dalam Sekejab Mata, Bos Pentagon Gentar Lihat Program Nuklir Korea Utara, Langsung Beri Laporan Ini ke Donald Trump

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Korea Utara baru-baru saja menggelar parade militer besar-besaran.

Di mana parade militer skala besar itu dilaksanakan diPyongyang pada Sabtu (10/10/2020) pagi.

Ini dilakukan untuk menandai ulang tahun ke-75 berdirinya Partai Buruh Korea yang berkuasa.

Apa yang membuat parade militer ini sungguh besar?

Baca Juga: Sudah Berpengalaman di Dunia Hukum Selama 30 Tahun,Hotman ParisSebut Omnibus Law UU Cipta KerjaSangat Menguntungkan Bagi Pekerjadan Kaum Buruh,'Ini Berita Bagus'

Pertama karenaKorea Utara terakhir kali menayangkan parade militer secara langsung pada April 2017.

Pada saat itu,Korea Utara memamerkan ICBM (peluru kendali balistik) baru dan beragam jenis senjata di tengah ketegangan yang meningkat dengan AS.

Nah, dalam parade militer kemarin itu, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan menampilkan puluhan senjata militer Korea Utara yang baru. Seperti rudal.

Dan aksi ini langsung mendapat komentar berbagai negara. Salah satunya sang musuh besar, Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Masalah Covid-19 Belum Tuntas, Kini Presiden Jokowi Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Bisa Alami Bencana Alam Ini

Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper pada hari Rabu mengatakan program nuklir dan rudal Korea Utara menimbulkan ancaman global.

Hal itu diungkapkan setelah Pyongyang meluncurkan rudal balistik antarbenua yang sebelumnya tak terlihat pada parade militer sebelum fajar.

Tetapi para pejabat di Korea Selatan jauh lebih prihatin dengan tampilan sistem roket peluncuran ganda (MLRS) baru dan rudal jarak pendek yang cepat dan dapat bermanuver yang akan ideal untuk menyerang target di Selatan.

Berbicara sebelum memulai pertemuan dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook di Pentagon, Esper mengatakan:

"Kami setuju bahwa program rudal balistik dan nuklir Korea Utara tetap menjadi ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia," ujarnya seperti dilansir Reuters pada Kamis (15/10/2020)

"Amerika Serikat tetap berkomitmen terhadap keamanan Republik Korea," kata Esper.

Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa Korea Selatan dan Amerika Serikat harus menemukan cara yang lebih adil untuk berbagi biaya pertahanan sehingga "tidak jatuh secara tidak adil pada pembayar pajak Amerika".

Presiden AS Donald Trump, yang memuji hubungannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, berulang kali mengatakan Seoul harus membayar bagian yang lebih besar dari biaya pasukan militer AS yang ditempatkan di Selatan.

Baca Juga: Covid Hari Ini 15 Oktober 2020: Indonesia Peringkat ke-19 Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia, Ada 53 Daerah Berstatus Zona Merah, Kota Anda Masuk?

Sekitar 28.500 tentara Amerika dikerahkan di Korea Selatan, yang dianggap sebagai pencegah Pyongyang yang juga mengirimkan pesan ke China tentang pengaruh dan kemampuan AS di Asia.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, mengutip kurangnya tes ICBM oleh Pyongyang tahun lalu, mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa ada penurunan risiko ke Amerika Serikat dari Korea Utara karena kebijakan keterlibatan Trump.

Penasihat keamanan nasional Korea Selatan Suh Hoon juga berada di Washington minggu ini untuk pertemuan tanpa pemberitahuan sebelumnya dengan mitranya dari AS serta Pompeo, kata Gedung Biru kepresidenan Korea Selatan di Seoul, Kamis.

(Noverius Laoli)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Bos Pentagon sebut program nuklir dan rudal Korea Utara ancaman serius")

Baca Juga: 10 Negara dengan Utang Luar Negeri Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor 7, Segini Banyak Besar Utang Pemerintah, 'Dalam 10 Tahun Utang Indonesia Terus Naik'

Artikel Terkait