Find Us On Social Media :

TNI Menduga Ada Keterlibatan Pihak Asing dalam Rangkaian Serangan KKSB di Intan Jaya dan Nduga: Mereka yang Selalu Bicara Tentang Pelanggaran HAM

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 12 Oktober 2020 | 09:31 WIB

Dua anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang tertembak di Intan Jaya saat melakukan investigasi terkait penembakan pendeta Yeremias Zanambani, Sabtu (10/10/2020) dievakuasi ke Jakarta.

Intisari-Online.com - Setelah gagal mendapatkan perhatian dari Sidang Umum PBB pada September lalu, Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Papua semakin meningkatkan serangannya kepada aparat negara dan masyarakat sipil untuk menunjukkan keberadaannya yang semakin diabaikan masyarakat.

Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa menduga ada pihak asing yang terlibat dalam rangkaian aksi KKSB di Intan Jaya dan Nduga belakangan ini.

Ia mengungkapkan ada fenomena menarik dari taktik yang dimainkan KKSB akhir-akhir ini dengan berusaha memprovokasi TNI-Polri di setiap tempat, waktu dan kesempatan dan menyerang di tengah-tengah keramaian masyarakat sipil.

Provokasi itu, kata Suriastawa, ditujukan agar TNI-Polri akan membalas tembakan.

Baca Juga: Ketergantungan Terhadap China, Negara Panda Tersebut Dikhawatirkan Akan Bangun Pangkalan Militer di Indonesia, Prabowo pun Terbang ke Amerika, untuk Apa?

Sehingga jatuhnya korban masyarakat sipil menjadi bahan fitnah dan berita bohong mereka bahwa para korban dibunuh oleh TNI.

"Sepertinya cara tersebut merupakan pesanan dari pendukung mereka di luar negeri yang selalu berbicara tentang pelanggaran HAM."

"Mereka butuh bahan untuk memojokkan Pemerintah Indonesia di forum internasional, namun ternyata merekalah pelakunya," kata Suriastawa dalam keterangan resmi Puspen TNI pada Sabtu (10/10/2020).

Suriastawa mengungkapkan, sudah beberapa kali kesempatan terbukti KKSB dan pendukungnya selalu memutarbalikkan fakta kejadian.

Baca Juga: Gencatan Senjata Gugur, Armenia dan Azerbaijan Salahkan Satu Sama Lain Jadi Penyebab Gagalnya Evakuasi Korban Konflik Nagorno-Karabakh

"Mereka tidak berkomentar bila korban yang terbukti mereka bunuh adalah warga sipil, baik orang asli Papua maupun pendatang."

"Ini bukti bahwa mereka lah pelanggar HAM yang sebenarnya," kata Suriastawa.

Suriastawa pun mengungkapkan catatannya terkait sejumlah serangan KKSB Papua terhadap aparat negara dan masyarakat sipil di Kabupaten Intan Jaya dan Nduga dalam beberapa bulan terakhir.

Ia mengungkapkan serangan itu dimulai dari penembakan terhadap dua tenaga kesehatan penanganan Covid-19 yakni Almanek Bagau yang terluka tembak dan Heniko Somau yang tewas pada Jumat (22/5/2020) di Distrik Wandai Kabupaten Intan Jaya.

Baca Juga: Pejabat Israel Ramai-ramai Mengundurkan Diri, Kali Ini Dirjen Kemenkeu yang Letakkan Jabatannya, Ada Apa?

Kemudian penembakan petani bernama Yunus Sani yang tewas pada Jumat (29/5/2020) di Kampung Magataga Distrik Wandai Kabupaten Intan Jaya.

Penembakan warga bernama Laode Zainudin yang terluka tembak pada Sabtu (15/8/2020) di Kampung Bilogai Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya.

Selanjutnya penembakan dua warga sipil yang bekerja sebagai tukang ojek bernama Laode Anas yang kemudian meninggal dunia dan Fatur Rahman yang terluka tembak pada Senin (14/9/2020) di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Selain itu pembunuhan warga sipil berprofesi tukang ojek bernama Badawi yang tewas di tempat dan penembakan anggota TNI bernama Serka Sahlan yang juga tewas di tempat pada Kamis (17/9/2020) di Kampung Hitadipa Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya.

Baca Juga: Amerika Makin Runyam, 10 Negara Bagian Catatkan Rekor Kasus Harian Covid-19 Tertinggi, Tapi Trump Terus Ngotot Kampanye dan Tetap Tidak Ada Peraturan Wajib Pakai Masker

Kemudian penyerangan Koramil Persiapan Hitadipa Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya pada Sabtu (19/9/2020) yang menewaskan anggota TNI bernama Pratu Dwi Akbar Utomo.

Lalu penembakan Pendeta Yeremia Zanambani (kemudian meninggal dunia) pada Sabtu sore (19/9/2020) Kampung Hitadipa Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya.

Selanjutnya penembakan Polisi dan transportasi di sekitar Bandara Bilorai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya pada Jumat (18/9/2020) dan Jumat (25/9/2020).

Lalu penembakan ke arah Kodim Persiapan Kabupaten Intan Jaya pada Senin (5/10/2020) dan penembakan pos TNI di Pasar Baru Kenyam Kabupaten Nduga pada Selasa (6/10/2020) yang menewaskan warga sipil bernama Yulius Wetipo.

Baca Juga: Korut Pamerkan Monster Rudal Antarbenua yang Terbesar di Dunia Jika Bisa Dioperasikan, Kim Jong-un Justru Ungkapkan Rasa Malu Atas Hal Berikut Ini

Kemudian penyerangan terhadap rombongan TGPF di tanjakan Wabogopone Kampung Mamba Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya pada Jumat (9/10/2020) yang mengakibatkan anggota Tim bernama Bambang Purwoko (Dosen UGM) dan tim pengamanan bernama Sertu Faisal Akbar menderita luka tembak.

Lalu pada Sabtu (10/10/2020) pagi KKSB kembali melakukan serangan ke Pos TNI di Kampung Koteka, Distrik Kenyam Kabupaten Nduga Papua.

Suriastawa menduga serangan-serangan KKSB tersebut untuk memprovokasi TNI agar membalas tembakan seperti serangan-serangan sebelumnya.

Namun, kata Suriastawa, ternyata TNI bertindak profesional dengan tetap siaga dalam kedudukan pertahanannya dan terus mengintai arah datangnya tembakan.

Baca Juga: Yakin Tak Ada Satu Pun Kasus Virus Corona di Negaranya, Kim Jong-Un Selenggarakan Parade Militer Korea Utara Sejak Subuh, Intelijen: Mereka Pamer Rudal Balistik Baru

Ia menegaskan TNI akan membalas tembakan dengan terbidik bila anggota KKSB yang melakukan tembakan telah teridentifikasi dengan pasti untuk menghindari jatuhnya korban sipil di sekitar tempat kejadian.

Hal tersebut juga dilakukan personel TNI lainnya yang bertugas di setiap tempat di Papua.

Sangat besar kemungkinan karena TNI bersikap profesional, tetap tenang, tidak membalas tembakan dari serangan-serangan mereka, kata Suriastawa, maka KKSB sendirilah yang akan menembakan dan berusaha membunuh warga sipil sebagai bahan fitnah kepada TNI-Polri.

Tujuan mereka melakukan itu, kata Suriastawa, adalah agar masyarakat lokal tertekan dan terpaksa mendukung mereka serta mendapatkan perhatian dunia.

Baca Juga: Langka, Kim Jong-Un Menangis Saat Ceritakan Berbagai Kesulitan yang Dihadapi Warga Korea Utara, 'Saya Menyesal dan Sakit Melihat Perjuangan Mereka untuk Bertahan...'

Suriastawa mengatakan berdasarkan catatannya tersebut rangkaian kekerasan yang dilakukan KKSB terlihat semakin brutal, gelap mata, dan tidak lagi memperhatikan siapa yang menjadi korban.

Ia sangat menyesalkan hal tersebut karena hal itu merupakan pelanggaran terhadap HAM dan nilai-nilai kemanusiaan.

Masyarakat sipil, kata Suriastawa, adalah pihak yang perlu dilindungi oleh semua pihak.

"Semoga warga masyarakat dan dunia internasional bisa paham akan situasi ini dan tidak mudah percaya dengan fitnah dan berita bohong yang selalu dimainkan KKSB beserta kelompok pendukungnya di luar negeri," kata Suriastawa.

Baca Juga: Mulai Senin Ini, Pemprov DKI Jakarta Cabut PSBB Ketat dan Beralih ke PSBB Transisi, Pegawai yang Kerja di Kantor Maksimal 50%

 (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul TNI Menduga Ada Keterlibatan Pihak Asing dalam Rangkaian Serangan KKSB di Intan Jaya dan Nduga